Detik-detik Mencekam Sandera Sembunyi, Saya Bilang ke Kapten Ada Abu Sayyaf
"Saya sempat bingung mau berbuat apa. Saya kehabisan akal. Mereka yang membajak kami semuanya memakai senjata laras panjang."
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Fransiska_Noel
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Suasana haru menyelimuti Bandara Sam Ratulangi Manado, Minggu (24/4) menjelang tengah malam tadi.
Royke Fransy Montolalu (41), korban pembajakan Abu Sayyaf tiba di bandara kebanggaan warga Sulut itu dengan menumpang Lion Air JT-730 dari Balikpapan.
Ketika sampai di ruang kedatangan, dia disambut puluhan wartawan cetak dan elektronik.
Dia sempat kaget dengan penyambutan. Mulutnya pun membisu. Setelah diberi jalan, Royke langsung memeluk istri tercinta, Ririn Suroso yang telah menunggu sejak sore.
Isak tangis pun pecah. Suasana begitu haru. Terlebih ketika dia menggendong putrinya. Dia tak mampu menahan air matanya.
Usai melayani wartawan, dia langsung menuju mobil yang akan mengantarnya ke Desa Matani, Kota Tomohon.
"Saya tidak akan berhenti melaut. Untuk sementara saya akan berkumpul dengan keluarga dulu sampai tiba waktunya untuk melaut lagi " ujarnya
Saat hendak pulang ke Manado, dia diantar mobil perusahaan tempat kerjanya, PT Global Trans Energy Internasional ke Bandara Juwata Tarakan.
"Saya mau pulang ke Tomohon. Sore hari saya terbang langsung ke Manado," ujarnya saat bersua dengan Tribun, pada Minggu (24/4) saat itu.
Royke pun sempat berkisah saat dirinya bertatap muka dengan seorang pembajak kapalnya, Tugboat Henry, kala akan menuju ke perairan Tarakan. "Saya takut juga. Kapal dibajak," katanya.
Waktu kejadian pembajakan, pada Jumat (15/4) malam, dia merasa merinding. Panik campur rasa takut. Bagi Royke, pengalaman dibajak oleh sekelompok bersenjata api merupakan pengalaman pertama kalinya.
"Saya sempat bingung mau berbuat apa. Saya kehabisan akal. Mereka yang membajak kami semuanya memakai senjata laras panjang. Kami ditodong senjata. Mereka pakai baju loreng," ungkap pria berambut gondrong ini.
Ia menjelaskan, cerita bermula waktu kejadian, dirinya sedang duduk bersantai menikmati kopi di anjungan kapal bagian depan Tugboat Henry.
Namun di sela-sela menikmati suasana santainya itu, Royke tidak sengaja melihat ada perahu cepat berbadan panjang mengarah ke tugboat Henry.
"Saya langsung bangun. Lalu saya langsung bergegas naik ke atas kapal. Saya pilih bersembunyi ke ruangan kapten (nakhoda kapal). Saya bilang ke kapten ada Abu Sayyaf," ungkapnya.