Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Napi Perempuan Rutan Amurang Bagi Bunga di Hari Kartini

Dengan memakai baju bentenan khas daerah berwarna merah, seorang wanita membagi-bagikan bunga diperempatan jalan.

Penulis: | Editor: Andrew_Pattymahu
TRIBUN MANADO
Seorang napi Rutan Amurang membagi-bagikan bunga sebagai bentuk aksi simpatik sosialisasi anti narkoba sekaligus merayakan Hari Bakti Kemasyaratan yang jatuh tepat pada 21 April 2016 bersamaan dengan Peringatan Hari Kartini. 

Laporan wartawan Tribun Manado Fionalois Watania

TRIBUNMANADO.CO.ID,AMURANG - Dengan memakai baju bentenan khas daerah berwarna merah, seorang wanita membagi-bagikan bunga diperempatan jalan.

Tak peduli teriknya sinar mentari, setiap pengendara yang lewat diberikannya satu kuntum bunga sembari tersenyum.

Wanita yang berambut sebahu ini rupa-rupanya adalah anggota napi Rumah Tahanan (Rutan) Amurang.

Tak hanya sendiri, dia ditemani belasan napi lainnya bersama-sama dengan Staf Rutan, dan tamu undangan lainnya. Dalam rangka memperingati Hari Bakti Kemasyarakatan Ke 52, pembagian bunga sekaligus sosialisasi anti narkoba digelar Kamis (21/4) bertempat di Kelurahan Ranoyapo tepatnya di depan Toko Sakura.

Menariknya, bunga yang diberikan terbuat dari sabun, dan merupakan hasil karya dari para napi. "Kami buat sekitar 250 mawar hanya dalam tiga hari dengan total pembuat bunga sebanyak 10 orang untuk merayakan hari bakti kemasyarakatan," katanya.

Meski berhari-hari lembur untuk membuat bunga, dia mengaku cukup puas ketika bunga yang memiliki pesan 'Anti Narkoba' pada secarik kertas yang disematkan diterima oleh para pengendara.

Lanjut wanita yang memiliki senyum yang ramah ini, pembuatan bunga bukan saja hanya menjelang perayaan Hari Bakti Kemasyarakatan.

Namun sudah menjadi keterampilan rutan yang melibatkan para napi. Bahkan hasil kerajinan tangan mereka sudah dipamerkan beberapa kali dalam event pameran yang digelar.

"Proses pembuatan bunga ini cukup gampang. Tinggal mencampurkan parutan sabun dengan tepung terigu dan air panas, lalu diaduk sehingga menjadi adonan clay sama seperti adonan kue. Proses pembentukan bunga memakan waktu yang cukup lama.

Satu per satu kelopak bunga disatukan dengan menempel di bagian bawah dengan menggunakan tusuk sate sebagai tangkai bunga dan daun palsu untuk mempermanis," jelasnya.

Karena terbuat dari sabun, bunga tersebut berbau harum. Ditambah dengan dua permen yang ditempelkan, membuat bunga ini lebih istimewa.

Diwawancara terpisah, Marulye Simbolon. Kepala Rutan Amurang mengatakan, pembagian bunga dengan melibatkan napi baru pertama kalinya digelar.

"Biasanya kami hanya menggelar lomba-lomba olahraga khusus kalangan internal yang melibatkan napi dan staf rutan. Namun tahun ini, ditambah dengan pembagian bunga dan sosialisasi," ujarnya.

Lebih jauh Simbolon mengatakan para napi yang ikut dalam aksi simpati pembagian bunga adalah para napi yang berstatus asimilasi atau yang sudah menjalani lebih dari setengah hukuman. "Mereka ini dalam persiapan untuk mebaur dengan masyarakat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved