Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Dengar Berita Penembakan, Jantung Ibu Kapten Kapal Brahma 12 Rasanya Mau Copot

Sudah tiga pekan 10 warga negara Indonesia disandera militan Abu Sayyaf di Filipina Selatan.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: David_Kusuma
FACEBOOK
Foto Peter T Barahama 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sudah tiga pekan 10 warga negara Indonesia disandera militan Abu Sayyaf di Filipina Selatan. Hingga kini kapten dan anak buah kapal (ABK) Kapal Brahma 12 tersebut belum ada kabar.

Keluarga Kapten Kapal Brahma 12, Peter Tonsen Barahama, saat ditemui Tribun Manado, Minggu (17/4), masih terus menanti kepulangan anak mereka.

Orangtua Peter, Charlos Barahama dan Sofitje Barahama memantau perkembangan anak mereka dari rumah berlantai dua di perumahan Taman Sari Cluster Linau Blok F nomor 27.

Ibu Peter, Sofitje mengatakan, pada Rabu (13/04), dia pulang ke Sangihe, untuk melihat sanak saudara yang di sana. "Bertemu keluarga di sana, yang di tanya duluan, perkembangan keadaan Peter yang di sandera kelompok Abu Sayyaf. Sampai sekarang belum ada kabar, hanya banyak berdoa saja," ujar Sofitje dengan memakai bahasa daerah.

Di Sangihe, keluarga Peter melakukan ibadah singkat. "Di dalam doa kami memohon agar Peter tetap selamat," ujarnya.

Sofitje hanya dua hari di Sangihe, pada Jumat (15/4), dia kembali ke Manado. "Sebenarnya ingin lama, tapi karena ada kejadian ini sehingga cepat pulang " ujarnya

Menurut Charlos, sebelum ke Sangihe dia sempat menelepon ke tempat kerja Peter, tetapi tidak pernah masuk. "Mungkin nomornya sudah diganti atau signalnya kurang baik," ujar pria yang saat itu terlihat kurang sehat.

Sofitje menjelaskan, kakak Peter, Rein Desckrates menayakan kabar adiknya, tapi Sofitje hanya diam. "Tidak ada yang perlu di jawab, karena beritanya belum jelas. Ketika melihat di tayangan televisi mengenai sandera yang ditembak, rasanya jantung ini mau copot, takut kalau ada sesuatu akan terjadi pada anakku " ujarnya.

Sofitje kerap membayangkan, apa yang dimakan Peter saat ini, pakaian yang dipakainya apakah diganti atau tidak.

Berbeda dengan Sofitje, ayah Peter, sudah malas menonton televisi, sebab semua pemberitaan belum ada kejelasan.

Kedua Orangtua Peter Tonsen Barahama, mengharapkan pemerintah mencari solusi yang terbaik dalam menyelesaikan masalah ini. (ven)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved