Ngeri Upaya Evakuasi Sandera Abu Sayyaf! Cegah Habis Darah dengan Minum Darah
Seorang personel Batalyon Infanteri ke-44, Sersan Erico Paglinawan, menceritakan bagaimana pasukannya terjebak di ranjau darat.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Seorang personel Batalyon Infanteri ke-44, Sersan Erico Paglinawan, menceritakan bagaimana pasukannya terjebak di ranjau darat yang dipasang kelompok militan.
"Setelah ranjau darat meledak, tiba-tiba kami dihujani tembakan," ujar Erico ketika ditemui di rumah sakit.
Menurutnya pada saat itu prajurit yang bertugas melakukan operasi di Desa Baguindan, Tipo-Tipo, Basilan, berjumlah 30 orang. Erico terkena tembakan di bagian dada. "Darah saya mengalir bagaikan air keluar dari kran," katanya.
Sambil menunggu datangnya tim evakuasi, tiga jam kemudian, Erico Paglinawan meminum darahnya sendiri, untuk mencegah kehabisan darah.
"Saya minum darah saya sendiri," ujarnya kepada Inquirer.
Komandan Batalyon ke-44, Kolonel Tommy Crosby, dan tiga perwira lainnya juga mengalami luka-luka. Kapten Kilbas Mauricio yang terkena tembakan di kaki kiri mengatakan baku tembak dimulai dengan ledakan ranjau.
"Kami dikepung bola api," katanya.
Mayor Filemon Tan, Juru Bicara Komando Mindanao Selatan Angkatan Bersenjata Filipina, mengatakan korban tewas dari pihak militan terdapat Mohammad Khattab, warga negara Maroko, tokoh paling senior di wilayah Basilan.
Korban tewas lainnya yaitu Ubaida Hapilon, putra Isnilon Hapilon, pimpinan kelompok Abu Sayyaf di kawasan Basilan.
Hapilon menyatakan mendukung kelompok Negara Islam Suriah dan Irak (ISIS) dan mempunyai rekam jejak dalam sejumlah aksi teror serta penculikan.
Mayor Filemon Tan menambahkan di antara korban luka-luka dari pihak militan terdapat Radzmil Jannatul alias Kubayb, wakil komandan kelompok Abu Sayyaf.
"Dari pihak militer Filipina sebanyak 53 prajurit menderita luka-luka," kata Filemon Tan, Minggu (10/4).
Bukan mutilasi
Mayor Filemon Tan mambantah ada prajurit yang dipenggal kepalanya oleh kelompok militan meski mengakui ada korban kehilangan kepala.
"Korban kehilangan kepala bukan berarti menjadi korban mutilasi. Kemungkinan musuh menggunakan peluru besar dan kuat sehingga menghancurkan kepala korban," katanya.