Ini Dia Cikal Bakal Munculnya Nama Ragey, Menu Sate 'Jumbo' Khas Minahasa yang Tersohor Itu
Di Sulawesi Utara, makanan ragey sudah sangat dikenal oleh masyarakat, bahkan menjadi makanan khas yang harus ada di setiap acara.
Penulis: Alpen_Martinus | Editor: Fransiska_Noel
"Kami punya lisensi juga yang keluar tahun 1998 dari Kemenkumham untuk nama ragey ini," jelas dia.
Belakangan mulai bermunculan rumah makan dengan menu makanan ragey tersebut.
"Lantaran sudah banyak rumah makan yang jual ragey juga, makanya sekitar tahun 2002 kami buat patung ragey sebagai identitas dan pelanggan mudah dapat tempat kami," jelasnya.
Sekarang, meski banyak rumah makan yang menyediakan ragey, namun Rumah Makan Ragey tetap diincar oleh penikmat ragey.
"Mereka bilang ragey kami enak sekali. Saya juga tidak tahu, padahal bumbunya biasa, garam dan lemon, ricanya juga biasa terbuat dari campuran bawang merah, rica, tomat, dan garam," ungkapnya.
Rumah makan ragey dengan menu utama ragey tersebut memang sudah tersohor sejak dulu, bahkan sering menjadi tempat makan favorit para pejabat.
"Banyak sekali, baik dari gubernur pernah kemari, bahkan ada yang langganan di sini. Ragey di sini juga sering dibawa ke luar negeri," ujar dia.
Opa Sonny Palit mengatakan, memang dulunya penyebutan nama ragey untuk babi bakar tersebut belum ada. Ketika muncul Rumah Makan Ragey tersebut baru masyarakat menyebut nama makanan itu dengan nama ragey sampai sekarang.
"Kalau kita dulu, semisal ada pesta dan ada orang potong babi, dan kita mau makan daging babi bakar tersebut cuma bilang rageyen artinya 'bakar akang'. Nah, nanti rumah makan ini yang ambil kata ragey dan dipakai sampai sekarang," jelas dia.(Tribun Manado/Alpen Martinus)