Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Transportasi Bahan Bakar Terkendala Cuaca, Suplai Sistem Kelistrikan Sulutgo Terganggu

Transportasi bahan bakar untuk kebutuhan kapal pembangkit listrik MVPP Zeynep Sultan, yang diangkut dan didatangkan dari Kalimantan terlambat.

Editor:
NET
Karadeniz Powership Zeynep Sultan, sebuah Pembangkit Terapung berkapasitas 120 MW 

TRIBUNMANADO.CO.ID,MANADO - Transportasi bahan bakar untuk kebutuhan kapal pembangkit listrik MVPP Zeynep Sultan, yang diangkut dan didatangkan dari Kalimantan mengalami keterlambatan.

Dikutip dari pernyataan PLN melalu laman Facebook PLN Wilayah Sulawesi Utara, Tengah dan Gorontalo, Rabu (10/2) keterlambatan dikarenakan faktor cuaca selama perjalanan laut menuju Amurang.

Ada 2 kapal angkut BBM dengan kapasitas muat masing-masing 4200 MT dan 1500 MT atau total 5700 MT yang ekuivalen dengan 6300 kL dan cukup untuk stock operasi 14 hari, yang seharusnya tiba di Amurang pada tanggal 9 Februari 2016, diperkirakan baru tiba di lokasi sekitar 12 Februari 2016.

Akibat keterlambatan proses transportasi ini, pengoperasian MVPP Zeynep Sultan menjadi tidak optimal. Pembangkit listrik terapung ini hanya dapat dioperasikan 32 MW saja karena menyesuaikan stock BBM yang tersisa 300 MT yang diharapkan bisa digunakan hingga kapal angkut tiba di lokasi dan selesai proses transfer dari kapal ke kapal (ship to ship).

Kendala transportasi bahan bakar pembangkit tidak saja dialami oleh kapal angkut BBM untuk MVPP Zeynep Sultan, tapi juga dialami 1 unit tongkang pengangkut batu bara berkapasitas 7500 MT untuk kebutuhan PLTU Amurang, dimana dari jadwal sudah harus tiba di lokasi tanggal akhir Januari 2016 lalu, karena kendala cuaca dalam perjalanannya, diperkirakan baru akan tiba Kamis (11/2) sore. Stock batu bara saat ini masih bisa bertahan untuk operasi PLTU 4 hari kedepan. Operasi PLTU Amurang yang biasanya 33 MW, saat ini dioperasikan 20 MW.

Akibat adanya kondisi ini yang menyebabkan suplai daya listrik dari 2 pembangkit terbesar menjadi tidak optimal, maka berpengaruh terhadap kondisi sistem kelistrikan di Sulawesi Utara dan Gorontalo yang mengalami kekurangan pasokan sekitar 30 MW (diluar penggunaan captive power).

Untuk itu, PT PLN (Persero) Wilayah Suluttenggo memohon maaf atas kondisi ini, dimana PLN dengan sangat terpaksa harus melakukan pengurangan beban penggunaan listrik (pemadaman) secara bergilir yang diatur secara proporsional maksimal 3 jam mulai dari sub sistem Minahasa, Kotamobagu dan Gorontalo.

PLN Suluttenggo berharap kerjasama dari pelanggan daya besar seperti pabrik, hotel maupun sentra bisnis lainnya untuk kembali menggunakan pembangkit sendiri (captive power), sehingga dapat meminimalisir pemadaman bagi pelanggan umum.

Disamping itu, juga sangat diharapkan partisipasi aktif dari masyarakat pelanggan PLN untuk juga mau melakukan penghematan energi dengan menggunakan energi listrik secara efisien.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved