Lolos Uji Coba, Terhitung Hari Ini, Kapal Zeynep Sultan Mulai Suplai Listrik ke Sulut dan Gorontalo
"Terhitung mulai Kamis (28/1) pukul 00.01 WITA, Zeynep Sultan secara komersial beroperasi dan menjual energi listrik ke PLN Suluttenggo."
Penulis: | Editor: Fransiska_Noel
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Setelah sempat terkendala faktor alam dan gangguan teknis lainnya, akhirnya MVPP Zeynep Sultan, kapal pembangkit listrik sewa bisa menyuplai listrik ke Sistem Sulut- Gorontalo.
Kepastian ini diperoleh setelah selesainya tahap commisioning (uji operas), dengan pola pemberian beban bertahap yang dilaksanakan pabrikan Wartzila Finlandia pada Rabu (27/1).
PLN Suluttenggo dan Karpowership Indonesia selalu operator pemilik Zeynep Sultan menandatangani berita acara Commercial Operation Date (COD).
Penandatanganan dilakukan GM PLN Suluttenggo Baringin Nababab dan Mr Noorchan dan Mr Osman dari Karpowership Indonesia.
"Terhitung mulai Kamis (28/1) pukul 00.01 WITA, Zeynep Sultan secara komersial beroperasi dan menjual energi listrik ke PLN Suluttenggo dan disuplai ke sistem interkoneksi 150 KV Sulut dan Gorontalo (Sulutgo) dengan minimum energi yang disuplai adalah 96 MW," jelas Baringin sebagaimana dikutip Dermawan Uloli, SPV Humas dan Bina Lingkungan PLN Suluttenggo, kemarin.
Karpowership bertanggungjawab menghasilkan listrik minimal 80 persen dari total kapasitas 120 MW atau sekitar 96 MW. Beroperasinya Zeynep Sultan berarti Sulut bisa lepas dari persoalan defisit atau kekurangan daya listrik yang sering berimbas pada pemadaman bergilir.
"Secara bertahap kondisi pasokan listrik di Sulawesi Utara dan Gorontalo berangsur-angsur pulih dan akan terus membaik, dimana selama ini kita dihadapkan pada kondisi defisit daya," katanya. Bahkan, kata Uloli, PLN siap melayani pelanggan industri yang membutuhkan daya besar.
Terpisah, meski Zeynep Sultan mulai beroperasi, masyarakat Sulut berharap tak ada lagi pemadaman. Disamping mengandalkan pembangkit terapung itu, masyarakat meminta PLN melakukan peremajaan dan pemeliharaan jaringan distribusi listrik secara bertahap.
"Jangan hanya bersandar pada kapal Turki itu. Sebab, meskipun daya cukup tapi masih sering ada gangguan teknis lain pada jaringan distribusi, berarti masih akan ada pemadaman. Kami harap setelah ini tak ada lagi pemadaman," kata Chrisman Sulemba, warga Malalayang.
Seperti diketahui, sebelum kapal pembangkit ini beroperasi, kemampuan suplai pembangkit mengalami defisit daya sebesar 50 MW dari total beban puncak yang mencapai 325 MW.
Dengan adanya tambahan daya 120 MW dari MVPP Zeynep Sultan dan juga nantinya jika PLTG Gorontalo pada Februari akan datang telah bisa beroperasi secara penuh 100 MW, maka akan ada cadangan daya sebesar 170 MW. (Tribun Manado/Herviansyah)