Astaga! Pemukiman Warga Eks Gafatar Dibakar, Bupati Kalangkabut!
Menurut warga, aksi itu terjadi lantaran kekesalan warga memuncak dengan desas-desus aktivitas Gafatar di Indonesia.
TRIBUNMANADO.CO.ID, PONTIANAK - Sebuah permukiman yang disebut didiami oleh warga eks Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Desa Moton, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat dibakar massa Selasa (19/1) petang.
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Namun kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.
Menurut warga, aksi itu terjadi lantaran kekesalan warga memuncak dengan desas-desus aktivitas Gafatar di Indonesia.
Apalagi ratusan warga yang mengaku sudah keluar dari Gafatar tersebut telah bermukim berbulan-bulan di Desa Moton.
Tak ayal, meski petang itu sejumlah polisi beserta TNI sudah bersiaga di lokasi, namun tetap tak bisa membendung amarah warga. Sebanyak 749 jiwa yang mendiami permukiman ini pun akhirnya ketakutan.
Bupati Mempawah Ria Norsan yang datang ke lokasi kejadian pun dibuat kalangkabut. Terlebih massa yang sulit dikendalikan.
"Ini mereka tertutup. Suku apapun datang ke Mempawah, silakan. Asal, sesuai prosedur. Ini mobil sudah siap semua. Kami sudah menghubungi ke Menkopolhukam," kata Norsan.
Menurutnya, warga eks Gafatar akan dibawa pulang melalui jalur laut. "Kapal tujuan ke Semarang dan Surabaya. Kapal milik TNI-AL, besok (hari ini, Rabu)," jelasnya.
Sebelumnya, satu unit mobil jenis Avanza yang diduga milik salah seorang anggota Gafatar dibakar di halaman Kantor Bupati Mempawah.
Mobil tersebut diduga milik mantan anggota Gafatar yang tengah bernegosiasi dengan pemerintah daerah setempat seiring ultimatum warga yang menolak mereka untuk tinggal di wilayah itu.
Bupati Mempawah Ria Norsan sempat meminta massa untuk membubarkan diri.
"Sesuai kesepakatan kami memberikan waktu hingga hari ini, Selasa, hingga selesai Salat Zuhur, karena sejumlah perwakilan eks Gafatar tersebut meminta waktu untuk mendiskusikan tuntutan massa dengan kelompok dan keluarga mereka," ujar Ria Norasan di Mempawah.
Massa enggan membubarkan diri dan masih berteriak menyuarakan tuntutan mereka agar eks Gafatar itu segera meninggalkan Mempawah.
Massa terus berkumpul dan jumlahnya semakin banyak di halaman Kantor Bupati Mempawah. Mereka menolak kehadiran kelompok yang kini aktif di bidang pertanian itu.
Buntut kekesalan massa yang menunggu lama itu berlanjut dengan tindak pengrusakan kaca mobil, dan satu unit mobil yang dirusak massa itu diduga merupakan kendaraan yang digunakan enam orang eks Gafatar yang menjadi perwakilan mengikuti rapat negosiasi di aula Kantor Bupati Mempawah tersebut.