Semburan Lumpur Panas di Tondangouw, Pemprov: Tak Ada Gas Beracun!
Ia menyebut lumpur yang menyembur adalah tanah di permukaan yang terbawa uap air.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor:
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Kabar bahwa telah terjadi semburan lumpur panas disertai gas beracun di lokasi PT Pertamina Geothermal Energi (PGE) Lahendong, Kota Tomohon, dibantah oleh Kepala Biro Sumber Daya Alam Pemprov Sulut Franky Manumpil.
"Berdasarkan pengamatan Tim Pusat Penelitian Panas Bumi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada dan kajian yang telah dilakukan oleh operator lapangan panas bumi Lahendong (PT PGE), peristiwa tersebut adalah semburan uap air," kata Manumpil.
Ia menyebut lumpur yang menyembur adalah tanah di permukaan yang terbawa uap air. Penelitian sejauh ini tidak menemukan zat-zat berbahaya pada semburan tersebut. "Belum ditemukan zat berbahaya," kata dia.
Dia meminta warga tidak takut berlebihan dengan menganggap peristiwa itu mirip lumpur Lapindo. "Saya minta masyarakat tenang karena sejauh ini tidak ditemukan adanya zat berbahaya," kata dia.
Lanjut dia, pihaknya masih meneliti dua kemungkinan penyebab semburan yakni faktor alam serta kerusakan kontraksi sumur di dekat lokasi semburan. Penelitian dikonsentrasikan pada sebab kedua dengan meneliti kondisi selubung sumur (casing).
"Bila ditemukan kebocoran maka sumur yang bersangkutan akan disumbat," kata dia.
Apabila semburan merupakan faktor alam, tak ada jalan lain masyarakatlah yang harus menyesuaikan diri dengan mengatur aktivitas di lahan itu. "Itu yang terjadi di daerah geologi lain," kata dia.
Ia membeber kondisi terkini pada 4 Januari ini. Dituturkannya, sumur panas bumi LHD 24 kini tengah didinginkan untuk memungkinkan investigasi. Sembari itu, zona sekitar lokasi sudah diperluas agar kendaraan leluasa serta dinding-dinding pengaman juga sedang dipasang.
"Lumpur disalurkan ke kolam penampung, bronjong ijuk sudah mulai dipasang untuk menyaring lumpur yang melimpas secara alamiah dari titik semburan ke sungai terdekat," kata dia.
Pemprov Sulut telah membentuk tim pemantauan dan penanganan semburan uap yang dipimpin langsung Penjabat Gubernur Sulut Soni Sumarsono. Menurut Karo Humas dan Pemerintahan Jemmy Kumendong, tim bertugas untuk mengoordinasi penanganan lumpur.