Masyarakat Diminta tak Khawatir, Semburan di Tondangouw Bukan Seperti di Lapindo
Penjabat Gubernur Sulut Dr Soni Sumarsono MDM mengajak warga Tondangouw untuk tetap mewaspadai gejala alam yang terjadi.
TRIBUMANADO.CO.ID, TOMOHON - Semburan lumpur panas di Kelurahan Tondangouw, Kecamatan Tomohon Selatan, Kota Tomohon menjadi isu hangat yang diperbincangkan oleh masyarakat akhir-akhir ini.
Penjabat Gubernur Sulut Dr Soni Sumarsono MDM mengajak warga Tondangouw untuk tetap mewaspadai gejala alam yang terjadi. Hal ini disampaikan Sumarsono usai melihat secara langsung tiga titik semburan air yang terjadi di cluster 24 Pertamina Geotermal Energi (PGE) Lahendong yang beroperasi di wilayahh sekitar Desa Tondangouw, Jumat pagi (1/1).
"Mengingat tiga titik semburan ini terjadi di lahan masyarakat, maka diharapkan masyarakat dapat bersabar dan tenang. Perusahaan telah mengambil langkah-langkah emergency terkait dengan limpahan air dan percikan yang dengan mengalirkannya ke rawa atau sungai," ujar Sumarsono seperti dikutip dari laman Humas Pemprov Sulut, Minggu (3/1).
Meski tak ada lumpur dan gas beracun, kata Sumarsono, warga harus tetap waspada. "Mudah-mudahan peristiwa ini tak akan sampai berdampak negatif terhadap warga," ucap Sumarsono.
//Hari ini, bersama Kapolda, Danrem, Danlantamal, dan Ketua Pengadilan Tinggi beserta Kapolres Tumohon dan sejumlah Kepala...
Dikirim oleh Soni Sumarsono pada 1 Januari 2016
Manajer Operasi PGE Lahendong Ahmad Yani mengatakan, peristiwa pertama terjadi pada 30 November 2015 lalu kemudian kedua muncul awal Desember, dan pada pertengahan Desember 2015 terjadi semburan uap air yang ketiga.
"Ini bukan semburan lumpur seperti di Lapindo, melainkan hanya berupa uap air di mana lumpur yang terbentuk itu merupakan tanah permukaan yang berinteraksi dengan dengan uap air tadi. Masalah ini bisa terjadi karena alami dan bisa juga berkaitan dengan sumur yang ada," tuturnya.
Dikatakannya, saat ini pihaknya sementara dalam penanganan untuk memindahkan rig pengeboran dari Lahendong 25 atau desa Leilem ke cluster 24 di mana ada sumur yang akan di observasi jika kemungkinan ada kebocoran casing, tim akan langsung memperbaikannya.
"Jika tidak ada indikasi kebocoran dari sumur maka PGE akan melakukan penanganan dengan metode lain yang sesuai dalam rangka meyelamatkan aset yang ada dan lingkungan sekitar," ujarnya.
Yani kembali menegaskan bahwa masyarakat perlu ketahui bahwa dari semburan uap air yang keluar ini tidak ada kandungan gas yang membahayakan warga.
"Meskipun demikian pihak PGE dan pemerintah daerah terkait senantiasa terus melakukan monitoring secara terus menerus," tandasnya.(humaspemprov)