Badai Iringi Perjalanan Kapal Karadeniz Powership Zeynep Sultan
BAGI Kapten M Luthfi mengemudikan kapal Kapal Karadeniz Powership Zeynep Sultan menjadi sebuah pengalaman tersendiri yang tidak tak terlupakan.
Penulis: | Editor:
Laporan Wartawan Tribun Manado Herviansyah
TRIBUNMANADO.CO.ID, AMURANG - BAGI Kapten M Luthfi mengemudikan kapal Kapal Karadeniz Powership Zeynep Sultan menjadi sebuah pengalaman tersendiri yang tidak tak terlupakan.
Sebab kapal pembangkit listrik tersebut cukup besar dengan bobot yang berat. Sehingga untuk mengemudikannya cukup sulit.
"Untuk kapal pembangkit ini memiliki tingkat kesulitan tersendiri dibandingkan dengan kapal lainnya," ujar Maritime Advisor Kapten M Luthfi.
Menurut dia jika kapal penumpang untuk berbeloknya tidak terlalu jauh, dalam artian jaraknya tidak terlalu jauh. Sedangkan untuk kapal Karadeniz Powership Zeynep Sultan harus mengambil jarak yang cukup jauh, karena bebannya yang cukup berat.
Begitu pula untuk kecepatannya hanya 8,5 knot sampai dengan 9 knot. Kecepatannya tidak bisa lebih, karena kalau terlalu cepat nantinya bisa berpengaruh kepada alat-alat di pembangkit.
Sedangkan selama perjalanan selepas dari Tanjung Priok sampai dengan Amurang badai dengan gelombang 4-5 meter selalu mengiringi dalam perjalanan, dengan awan cumulonimbus yang membawa angin dan hujan. Namun demikian karena panjang kapal 165 meter, ombak tidak terlalu membuat kapal goyang.
"Jadi ketika depan kapal terkena ombak, belum selesai ombak melewati kapal, sudah ada ombak lainnya. Sehingga tidak terlalu bergoyang," tutur pria yang sudah 16 tahun menjadi nahkoda.
Namun demikian untuk kru kapal yang berjumlah 24 orang seluruhnya telah memiliki sertifikat internasional, sebab kalau tidak hal tersebut dilakukan.