Akhirnya! "Puji Tuhan, 2 Hari Hingga 5 Tahun ke Depan Sulut Aman dari Pemadaman Listrik"
Kapal MVPP Karadeniz Powersh yang diperbantukan untuk menyuplai kekurangan pasokan daya listrik di Sulut akhirnya sandar di Pelabuhan Amurang.
Penulis: Fransiska_Noel | Editor: Fransiska_Noel
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Kabar gembira bagi seluruh warga Sulawesi Utara.
Pasalnya, kapal Marine Vessel Power Plant (MVPP) Karadeniz Powersh yang diperbantukan untuk menyuplai kekurangan pasokan daya listrik di Sulut akhirnya sandar di Pelabuhan Amurang Sulawesi Utara, Rabu (23/12/2015).
Informasi ini diperkuat dengan pernyataan langsung dari Penjabat Gubernur Sulut Soni Sumarsono, yang sudah menyebar melalui sosial media sejak Rabu malam.
Kabar ini tentu saja menjadi angin segar bagi warga Sulut, terlebih sehari jelang Natal, kebutuhan warga untuk ketersediaan listrik sangat tinggi.
"Puji Tuhan... kapal pembangkit listrik (MVPP) malam ini sudah merapat di Amurang... artinya dua hari ke depan hingga 5 tahun mendatang Sulut sudah aman dan tidak lagi ada pemadaman listrik. Sbg Gubernur, Sy minta ma'af ada keterlambatan 2 hari karena kerusakan teknis navigasi. Terimakasih atas kesabarannya. Salam dan GBU," tutur Soni Sumarsono.
Kapal Pembangkit listrik terapung ini akan menyuplai listrik berkapasitas 120 MW.
Hal ini merupakan satu di antara solusi dari PT PLN (Persero) untuk mengatasi kebutuhan pasokan listrik di sistem kelistrikan Sulawesi Utara dan Gorontalo yang saat ini sedang mengalami kekurangan pasokan daya.
Sebelumnya, Rabu malam, hampir di seluruh wilayah Kota Manado dan sejumlah wilayah lain di Sulut mengalami pemadaman listrik.
Listrik padam sejak sore, dan baru kembali pulih sekitar pukul 23.00 Wita.
Dengan tibanya kapal pembangkit listrik terapung ini, sontak saja menuai kegembiraan warga, sekaligus harapan agar ini benar-benar menjadi solusi jangka panjang.
"Semoga bukan cuma janji, tetapi benar-benar tak ada lagi pemadaman listrik. Apalagi ini mau Natal dan Tahun Baru, jangan sampai ada pemadaman lagi," harap seorang netizen yang memposting komentarnya melalui sosial media facebook. (Tribun Manado/Fransiska Noel/Facebook)