Geger Lumpur Mirip Lapindo di Tomohon, Lurah: Warga Mulai Waswas
"Keluar lumpur panas, sama seperti Lapindo ini," kata seorang warga yang menyaksikan fenomena alam itu di lokasi kejadian, Senin (21/12).
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor:
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kasus lumpur Lapindo di Sidoarjo belum usai. Ancaman serupa pun mulai dirasakan warga Kota Tomohon. Lumpur panas menyembur keluar dari dalam tanah di lokasi perkebunan Kelurahan Tondangouw, Kota Tomohon. Semburan pun disertai bunyi letupan keras.
Sedikitnya semburan terjadi di tiga lokasi berbeda dekat dengan lokasi pengeboran panas bumi PT Pertamina Geothermal Energi (PGE). "Keluar lumpur panas, sama seperti Lapindo ini," kata seorang warga yang menyaksikan fenomena alam itu di lokasi kejadian, Senin (21/12).
Semburan terakhir terjadi sekitar lima hari lalu. Menurut Rian Pongoh, warga sekitar, awalnya sejak sebulan semburan muncul pertama kali, namun pada minggu lalu kembali muncul di lokasi baru semburan yang lebih besar.
Hal ini kata dia, menimbulkan kekhawatiran di masyarakat. "Kami berharap semburan ini bisa segera berhenti. Karena kami waswas juga," sebutnya. Sedikitnya ada tiga lokasi munculnya muntahan air panas disertai lumpur itu menyebar di lokasi cluster 24 tempat pengeboran panas bumi PT PGE. Kira-kira 60 meter dari sumur.
Lokasi semburan terbesar kini sudah membentuk semacam kolam, kira-kira mencapai 20 meter persegi. Letupan air panas disertai lumpur meluber. Kepolisian pun sudah memasang garis polisi untuk menghalangi akses masuk ke dekat sumber semburan. Mengingat lokasi itu pun kerap didatangi masyarakat yang ingin memuas rasa penasaran.
Lurah Tondangouw, Tamboto Kaligis mengungkapkan kejadian ini memang cukup membuat warga waswas. Apalagi kalau membayangkan seperti kasus Lapindo.
Untungnya lokasi permukiman warga berada cukup tinggi, sedangkan lokasi semburan berada di bawah. "Kalau pun terjadi seperti di Lapindo, permukiman warga berada di ketinggian," sebutnya.
Sejak pertama kali mengeluarkan semburan, kejadian itu langsung dilaporkan ke PT PGE, Pemerintah Kota dan Kepolisian.
Ia memberi apresiasi bagi PT PGE yang langsung menangani keluhan masyarakat. Ada usul dari masyarakat, tanah warga yang mengeluarkan semburan sebaiknya dibebaskan PT PGE. "Sudah diusulkan ke GM agar tanah bisa dibebaskan," katanya.
Julian Lendeng, Humas PT PGE mengungkapkan, PT PGE sudah mengambil langkah untuk menembukan penyebab terjadi semburan. "Kami sudah lakukan observasi dan penelitian yang komprehensif. Petugas kami tiap hari mengamati perkembangannya," sebutnya.
Peristiwa semburan di cluster 24 itu, kata Lendeng, sejauh ini belum ada kesimpulan apa manifestasi alam itu disebabkan oleh pengeboran panas bumi di lokasi itu. Untuk menelitinya, PT PGE sudah memidahkan sebuah alat untuk memeriksa sumur pengeboran dekat lokasi kejadian.
Ia langsung membantah kejadian ini seperti yang terjadi di Lapindo. Selain itu dari hasil observasi tidak ditemukan gas berbahaya, untuk memastikannya sllau dilakukan pengukuran. Menyangkut kepastian penyebab kejadian itu kata Lendeng baru akan dikethaui sekitar Januari mendatang. Dalam seminggu ke depan ini, PT PGE akan melakukan penelitian. "Sementara ini kami masih sebut itu sebagai manifestasi. Di sana daerah manifestasi panas bumi. Di bukit kasih juga ada seperti ini, cuma yang di cluster 24 cukup besar," sebutnya. (ryo)