Gong Raksasa Simbol Kerukunan Warga Sulut
Penjabat Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Sony Sumarsono meminta pemimpin daerah tingkatkan mutu daerah wisata di Sulawesi Utara.
Penulis: | Editor:
Laporan wartawan Tribun Manado Felix Tendeken
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Penjabat Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Sony Sumarsono meminta pemimpin daerah tingkatkan mutu daerah wisata di Sulawesi Utara, dalam kegiatan Natal bersama di Ruang serbaguna Kantor Walikota Manado, Kamis (03/12).
Selain itu ia berjanji akan membuat gong simbol kerukunan agama di daerah kawasan Megamas Manado, serta menjadikan daerah Wisata Religi Bukit Kasih Kanonang sebagai Icon Wisata internasional Sulut.
“Saya bersyukur bahwa masyarakat Sulawesi Utara menerima kehadiran saya dengan penuh sukacita. Ditengah perbedaan yang ada masyarakat di daerah ini mampu menjaga kebersamaan dalam kerukunan beragama,”ujar Sumarsono membuka kegiatan hari itu.
Menurut dia banyak daerah wisata di Sulut yang perlu dikembangkan, sehingga dari hasil pengembangan ini akan memberikan dampak positif bagi pendapatan daerah dan perekonomian masyarakat. Tidak lupa juga ia mengingatkan agar Walikota Manado melalui jajarannya untuk melakukan perbaikan drainase di Pasar Bersehati.
“Untuk secara keseluruhan saya melihat Pasar bersehati sudah baik, namun ada beberapa saran yang harus dilakukan agar terciptanya pasar yang sesuai namannya. Pertama kebersihan drainase, sungai yang banyak sampah, dan sarana jalan,”ujarnya lagi.
Menurut dia kebersihan kota akan menunjuang kunjungan turis sehingga tidak akan meninggalkan kesan yang tidak baik. Dibalik itu ia juga meminta agar sarana angkutan wisata terus dikembangkan sebab kedepan ia merencanakan Kota Manado punya jalur wisata sendiri.
“Saya berkeinginan dan tentunya butuh kerjasasama pak walikota terkait pembuatan terminal wisata yang sarana angkutannya bendi. Di Pasar Bersehati ada beberapa bendi yang masih aktif, kalau kita kembangkan akan menjadi sarana angkut untuk turis, dengan cara mempermak sarana angkutan ini lebih baik,”ujarnya.
Namun di balik itu semua karena merasa diterima ia punya rencana khusus untuk meningkatkan wisata pertama kali di dunia yang hanya ada di daerah Sulawesi Uatara. Aapalagi menurut dia meski di beberapa daerah sering terjadi gannguan keamanan antar umat beragama namun daerah Sulawesi Utara adalah daerah teraman.
“Saya sering ikut kegitan jalan sehat atau berlari di daerah Mega Mas, saya melihat daerah pantai ini bagus namun kurang lengkap jika tidak ad ataman. Saya berencana akan mendirikan gong kerukunan raksasa dengan ketinggian lebih kurang 15 meter. Maksudnya adalah ingin menunjukan bahwa inilah daerah yang menjunjung nilai – nilai pancasila, yang dianut Negara Kesatuan Republik Indonesia,”ujarnya.
Sementara itu tidak ingin menebar kecemburuan pembangunan daerah ia sudah menyampaikan kepada seluruh daerah untuk mengembangkan potensi wisatanya seperti di daerah Minahasa.
“Saya merespon keinginan pemimpin daerah Minahasa untuk mengembangkan Bukit Kasih sebagai lokasi Wisata religi perta di dunia. Memang diatas baru 5 sarana ibadah kedepannya akan dijadikan 6 sarana ibadah yaitu menambahakan Konghucu sebagai sarana baru. Disutu akan memperkenalkan betapa rukunnya daerah Sulut serta bias memberikan percontohan baik bagi beberapa daerah lain,”ujarnya.
Di balik itu ternyata setelah dibangun lama lokasi Bukit Kasih tidak memiliki izin dari Kementrian Kehutanan sebab berdiri diatas hutan lindung. Seakan tidak mau perjuangan AJ Sondakh berakhir begitu saja Sumarsono melayangkan surat permohonan izin pengembangan kawasan wisata dan disahkan serta legal.
“Upaya saya ternyata tidak sia – sia sebab kiita juga ketambahan 12 hektar lahan di Bukit kasih untuk dikelola demi upaya mendukung pariwisata religi di daerah Nyiur melambai. Dan bukit kasih Kanonang sebentar lagi akan menjadi Icon kerukunan umat beragama dimata dunia,”ujarnya lagi.
Sementara itu untuk menghargai perjuangan para pemimpin daerah, lewat Kementrian Agama Indonesia Sumarsono menyerahkan Kitab Suci kepada Walikota Manado GS Vicky Lumentut.