Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Situasi Boltim Makin Memanas Jelang Pilkada

Gesekkan antar pendukung terus terjadi bermula saat dilaksanakan konvoi kendaraan.

Penulis: Aldi Ponge | Editor: Fransiska_Noel
NET
Ilustrasi 

TRIBUNMANADO.CO.ID, TUTUYAN - Situasi politik di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) semakin memanas jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).

Gesekkan antar pendukung terus terjadi bermula saat dilaksanakan konvoi kendaraan.

Aktivis Boltim Nugroho Lasabuda mengungkapkan situasi Boltim makin rawan dalam beberapa pekan terakhir.

Bentrokkan dan saling provokasi antar pendukung terus terjadi.

"Akhir-akhir ini semakin sering terjadi gesekkan antara pendukung. Situasi ini seolah dibiarkan begitu saja oleh pihak Kepolisian dan Penyelenggara," tuturnya, pada Senin (2/11).

Dia mengungkapkan gesekkan sering berawal dari konvoi kendaraan dan saling ejek.

Padahal konvoi sudah dilarang dan tak diperkenankan oleh aturan, namun tetap saja dilakukan oleh pasangan calon.

"Persaingan sudah tidak sehat, sebaiknya panwas hentikkan kampanye terbatas bahkan kampanye umum. Kami menagih janji Panwas yang mau hentikkan kampanye dan tindakkan pihak keamanan yang atasi gangguan kamtibmas ini," bebernya.

Dia menilai Boltim paling rawan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kantibmas) dari semua daerah di Sulut yang menyelenggarakan Pilkada.

"Sudah beberapa kali saling lempar saat konvoi, dan yang dirugikkan adalah masyarakat sendiri. Banyak warga yang sudah luka-luka seperti Modayag, Molobog, Togid, Bangunan Wuwuk. Belum lagi kerusakkan kendaraan dan rumah," ungkapnya.

Dia mengingatkan para calon terkait komitmen kampanye damai yang sudah ditandatangani bersama.

Belakangan kampanye para pasangan calon justu bukan menyampaikkan program hanya untuk ajang klarifikasi isu.

"Harusnya para calon mengedepankan program, bukan mengutamakan propaganda dan isu hanya untuk meraih kemenangan. Beberapa lokasi kami cermati banyak warga miskin yang dieksploitasi untuk kepentingan calon. Bahkan banyak anak dibawah umur yang diarahkan mengikuti Kampanye dan konvoi, " tuturnya

Dia menyoroti sejumlah upaya pengusiran warga miskin oleh pemilik tanah hanya karena berbeda pilihan. Kondisi ini sudah terjadi dihampir semua kecamatan.

"Demi meraup empati, hanya kepentingan calon, masyarakat dikorbankan. Ada kasus pengusiran oleh pemilik lahan hanya karena beda pilihan dan saling ejek. Ada justru isu ini dijadikan komoditi politik agar mendapat simpati masyarakat," terangnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved