5 Tempat Wisata Ini Wajib Dikunjungi Saat Wisata ke Talaud
Kabupaten Kepulauan Talaud Sulawesi Utara, yang merupakan daerah kepulauan terluar Indonesia memiliki pesona alam dan budaya yang memesona.
Penulis: Finneke | Editor: Fransiska_Noel
Laporan Wartawan Tribun Manado Finneke Wolajan
TRAVEL, TRIBUN - Kabupaten Kepulauan Talaud Sulawesi Utara, yang merupakan daerah kepulauan terluar Indonesia memiliki pesona alam dan budaya yang memesona.
Banya surga tersembunyi yang bisa ditemui di Pulau Karakelang yang merupakan pulau tersebut di kabupten ini.
Berikut lima Objek Wisata yang Wajib Dikunjungi di Pulau Karakelang Talaud
1. Desa Adat Bannada
Berada di paling ujung utara pulau Karakelang, Desa Bannada ditetapkan sebagai desa adat oleh pemerintah Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara.
Kearifan lokal kerajaan Talaud atau Porodisa yang tetap terjaga hingga saat ini menjadi alasan kenapa pemerintah menyematkan gelar tersebut.
Masyarakat desa yang berada di kawasan pulau terluar Indonesia ini terus memelihara pesan para leluhur.
Selain terus menjaga kearifan lokal, pesan leluhur yang terus dipelihara yakni menganggap setiap tamu yang datang adalah saudara.
Para petua adat, masih menyimpan barang-barang peninggalan sejarah kerajaan Porodisa terdahulu.
Desa ini memang sangat tradisional, perkembangan zaman tak mampu menggerus budaya yang telah turun temurun dipelihara. Kondisi desa sangat sederhana, hanya beberapa rumah yang punya pasokan listrik.
Masyarakat setempat pun masih sangat memercayai hal-hal yang berbau mistik.
Ketika bertanya-tanya pada masyarakat di kawasan yang lebih maju seperti di Kecamatan Melonguane dan Beo yang berada di kabupaten yang sama, bagaimana kondisi Desa Bannada ini, banyak yang mengernyitkan dahi.
Desa ini dikenal dengan mistiknya yang kuat, dan terus mendapat wanti-wanti agar berhati-hati di sana.
Desa ini pula menjadi pusat bagi warga yang ingin berilmu seperti kekebalan tubuh dan lainnya.
Mendengar kata Bannada, yang terlintas yakni mistik yang kuat.
Namun kengerian dan keangkeran desa Bannada hanya sebatas ekspektasi orang-orang yang mungkin belum mengenal dengan jauh bagaimana kondisi masyarakatnya.
Di sini, masyarakat sangat ramah kepada orang baru. Senyuman hangat, yang mempertontonkan deretan gigi yang mengunyah pinang sering dijumpai.
Bahkan untuk sekadar bercanda, warga di sini sangat mudah tertawa.
2. Pantai Pesisir Timur Karakelang
Pesisir Timur pulau Karakelang di Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara menyimpan sejuta pesona alam nan indah.
Hamparan pasir halus sepanjang 12 kilometer memberi pemandangan eksotis bak surga tersembunyi di negeri ini.
Pantai yang berhadapan langsung dengan lautan pasific ini memiliki lebar sekitar 60 hingga 80 kilometer jika sedang surut.
Melewati empat desa, aktivitas warga yang menyatu dengan alam semakin menambah keindahan Pesisir Timur pulau yang masuk pada deretan kepulauan terluar Indonesia ini.
Dan yang tak kalah serunya adalah sensasi berpetualang di pantai ini dengan sepeda motor.
Mengarungi pantai ini dengan motor, menjadi petualangan tak terlupakan bagi para petualang.
Decak kagum pasti seketika hinggap pada mereka yang melihat pemandangan di pantai ini.
Menyaingi atau bahkan mengalahkan eloknya pulau Dewata Bali.
Batu-batu berukuran kecil hingga raksasa berdiri kokoh di pantai ini.
Sungguh indah ketika hempasan ombak menerpa batu-batu ini.
Bahkan sesekali kita harus membelah ombak di bibir pantai, atau bahkan melewati celah bebatuan raksasa.
Warga desa di pesisir sering menghabiskan waktu santai mereka di pantai ini.
Terlebih saat sore, dimana warga melepas penat seharian beraktivitas. Warga yang saling bercengkeramah di pinggir pantai, bermain voli atau bola kaki.
Pemandangan anak-anak yang bermain di pasir atau bahkan mereka yang asyik mandi di tengah deburan ombak.
Tak hanya potret sosial, potret budaya warga Talaud ini juga bisa ditemui di pantai ini.
Melihat warga membawa angkutan tradisional Talaud dari anyaman bambu atau bika, sembari mengunyah pinang terlihat dimana-mana.
Sungguh pemandangan yang indah. Potret kehidupan warga pesisir, yang hidup di tengah surga terpencil yang tak banyak diketahui dunia luar.
Karena pantai ini berhadapan langsung dengan lautan pasifik, ombak di pantai panjang dan luas ini besar bertingkat-tingkat. Pemandangan anak-anak yang berselancar dengan alat seadanya terlihat dimana-mana.
3. Goa Weta
Karakelang punya pesona goa stalaktit dan stalakmitnya.
Goa itu bernama Weta, yang dinamakan penduduk sekitar. Weta ini diambil dari nama orang yang menemukannya sewaktu penjajahan Jepang dulu.
Dari cerita masyarakat, goa ini merupakan saksi bisu persembunyian warga Talaud dari tentara Jepang pada waktu itu. Mereka tinggal berbulan-bulan di dalam goa untuk menghindari tentara Jepang, dan hanya keluar jika waktu malam.
Goa ini mempunyai panjang sekitar 400 meter dan tembus ke ujung goa lainnya di perbukitan.
Cahaya matahari tak tembus di goa ini, sehingga untuk ke sini disarankan membawa penerang.
Kepakan sayap kelelawar kecil yang sering muncul tiba-tiba menjadi kejutan bagi pengunjung.
Terlebih variasi stalaktit dan stalakmitnya sungguh memberi sensasi petualangan yang seru.
Kondisi alam di sekitar goa Weta masih sangat natural, berada di tengah hutan.
Banyak tumbuh pohon besar serta rumput dan lumut. Menyusuri hutan, jalan setapak menurun kemudian menghantar sampai ke pintu goa, yang untaian stalaktit bergradasi dari abu-abu ke hijau langsung kelihatan.
Lebar goa yang berukuran sekitar tiga meter memudahkan untuk mengeksplorasinya.
Di bawahnya air dingin menunggu, sebatas pinggang hingga ke arah dalam goa.
4. Air Terjun Ampadoap
Pernahkah Anda menyeruput kopi di antara dua air terjun yang saling berhadapan?
Dijamin, sensasinya beda dan tak terlupakan. Di Kepulauan Talaud, yang berada di ujung utara Republik Indonesia, ada sebuah air terjun yang dikenal dengan nama Ampadoap.
Ampadoap dalam bahasa lokal berarti saling berhadap-hadapan.
Air terjun ini memang tak tinggi, masing-masing hanya setinggi lima meter. Yang satunya memiliki lebar sekitar 20 meter, sementara satunya jauh lebih ramping.
Kedua air terjun ini jatuh di antara bebatuan dan aliran airnya bertemu di satu titik, lalu mengalir bersama menuruni anak sungai.
Airnya jernih dan menyegarkan, karena mengalir dari kawasan hutan yang masih perawan.
Seperti diciptakan untuk dinikmati manusia, tempat untuk bersantai di air terjun ini tepat di tengah kedua air terjun ini.
Pijakan yang pas untuk memasak air panas untuk secangkir kopi ataupun teh.
Ketika menghadap ke langit, pepohonan tumbuh di sekeliling air terjun dengan rapi. Membentuk setengah lingkaran, begitu lebat.
Cahaya matahari sesekali menerobos rimbunnya pohon-pohon itu.
5. Pantai Lobbo
Eksotisnya sunset di pantai Lobbo, Kecamatan Beo Utara sungguh memesona.
Pancaran oranye matahari di ufuk barat bumi semakin indah saat pulau Nusa Tofor dan Nusa Dolong membentuk siluet di bawahnya.
Hamparan pasir hitam halus yang luas, serta deburan ombak bertingkat semakin menambah nikmatnya menghabiskan senja di pantai yang masih perawan, yang berada di pulau Karakelang, Kabupaten Kepulaun Talaud, Sulawesi Utara ini.
Pulau tak berpenghuni Nusa Tofor dan Nusa Dolong yang tak jauh dari garis pantai harus dinikmati pada dua titik berbeda. Berada di garis pantai yang sama, tapi harus mengitari jalur seperti lengkungan.
Sehingga tak bisa melihat sekaligus dua pulau yang masuk pada kawasan pulau terluar Indonesia ini.
Pantai yang masih perawan ini terlihat bersih. Warga setempat pun sering menghabiskan waktu di pantai yang panjangnya sekitar lima kilometer ini.
Luasnya hamparan pasir membuat pantai ini dijadikan lapangan sepak bola warga desa Lobbo.
Pemandangan anak-anak desa yang bermain-main di pinggir pantai, atau aktivitas warga melaut akan sering dijumpai di pantai ini. Untuk sekadar mandi, dasar dari pantai ini adalah pasir halus.
Sehingga tak usah khawatir jika kakinya lecet karena karang tajam.