Barracuda Cepat Tanggap Soal Laporan Masyarakat
Tim anti kriminalitas Polda Sulut Barracuda, cepat tanggap merespon pengeluhan masyarakat.
Penulis: Finneke | Editor:
Laporan Wartawan Tribun Manado Finneke Wolajan
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Tim anti kriminalitas Polda Sulut Barracuda, cepat tanggap merespon pengeluhan masyarakat. Rabu (12/8) sore, tim yang dikomandani AKBP Arya Perdana ini langsung turun ke lokasi setelah mendapat informasi dari warga.
Tim yang terdiri dari 11 personel langsung menuju ke Desa Agotey, Kecamatan Mandolang, Minahasa untuk mengamankan pertikaian antar warga Minahasa dan Sanger. Pertikaian yang terjadi di kebun cengkih ini dipicu oleh candaan yang menyinggung salah satu pihak.
"Menurut pengakuan pelapor, ini awalnya bercanda-becanda saja, mereka teman dekat. Nah ada becanda yang kuras pas. Mereka lalu berantem. Pelapor tadi diancam mau dibunuh," ujar AKBP Arya saat ditemui di ruangannya.
Lanjutnya, dari situ, masalah kemudian melebar menjadi dua kelompok warga. "Pelapor ini adalah warga Sanger. Menurut pengakuannya, rumahnya telah dikepung oleh orang Minahasa. Keluarganya tak lagi berani keluar. Diancam dibunuh dengan sajam," tuturnya.
Kasus ini sendiri sebenarnya telah dilaporkan di Polresta Manado. Namun kecewa karena tak ditanggapi, warga Sanger tersebut langsung melaporkan hal itu di SPKT Polda Sulut. Info tersebut diteruskan di Direskrimum, lalu langsung ke Barracuda.
"Mengancam dengan sajam itu sudah termasuk pengancaman dalam hukum. Lagi pula ini telah melibatkan banyak massa. Kalau tidak dicegah terlebih dahulu, kasus ini bisa lebih parah lagi," tutur AKBP Arya.
Ia menegaskan, Barracuda itu tak pandang bulu soal kasus-kasus pengeluhan warga. Pihaknya tak tebang pilih tentang kasus yang terjadi di tengah masyarakat. Yang namanya mengganggu keamanan, pihaknya pasti akan turun.
"Ini bukan soal besar atau kecilnya kasus, tapi tentang keamanan dan keselamatan masyarakat. Seperti kasus ini, sudah melibatkan ras. Kalau tak ditangani, dampaknya akan semakin besar. Itu tindakan pencegahan yang memang harus dilakukan," jelasnya.
Barracuda, kata dia, pada dasarnya selalu standby 1x24 jam. Meski kadang dalam beberapa operasi tim yang turun tak full. "Jadi kita berdayakan yang ada saja. Karena yang lain sementara tugas pada posnya. Karena Barracuda ini sebernarnya adalah profesi sampingan, dari posisi kita masing-masing. Semalam aja ada panah wayer hanya empat personel yang turun," terang Kasubdit Tipiter Ditreskrimsus Polda Sulut ini.
Lebih lanjut dikatakannya, Barracuda saat ini telah beroperasi di luar Kota Manado. Tim ini awalnya memang diprioritaskan untuk Kota Manado. Namun seiring banyaknya tim anti kriminalitas yang dilaunching, pihaknya melebarkan diri ke daerah.
"Di Manado sudah ada tim Manguni Polda Sulut dan Paniki Polresta Manado. Belum lagi di tiap Polsek. Biar mereka jalankan tugas di Manado dan kita menangani yang di daerah. Tapi di Manado pun kalau harus turun, kita pasti turun. Meski banyak tim yang ada, kita kerja pada porsi masing-masing," tuturnya.
AKBP Arya menjelaskan, Barracuda bekerja dengan pendekatan humanis, persuasif dan tindakan pencegahan. "Kita punya porsi masing-masing. Kalau kita ada tindakan preventif yang dilakukan di tengah masyarakat. Pendekatan humanis yang lebih menyentuh masyarakat. Tapi kalau memang harus ditindak, pasti kita tindak," pungkasnya.
Dari informasi yang diterima, dari operasi yang dilakukan Barracuda di Desa Agotey, kedua belah pihak ternyata telah berdamai lewat pembicaraan yang dilakukan. Warga yang ditemui di lokasi pun menolak membenarkan pernyataan pelapor tersebut. Kondisi di kebun cengkih tersebut telah aman terkendali.