Rombongan Guru yang Selamat Rela Berjalan Kaki dari Rurukan ke Terminal
Hermanto Akili, guru madrasah asal Gorontalo mengisahkan, rombongan Diklat IPA Alam Terbuka baru saja menikmati keindahan dan kesejukan alam.
Penulis: Ryo_Noor | Editor:
Laporan wartawan Tribun Manado Ryo Noor
TRIBUNMANADO.CO.ID, TOMOHON - SEBENARNYA, Senin (8/6) kemarin itu bakal jadi hari yang menyenangkan.
Hermanto Akili, guru madrasah asal Gorontalo mengisahkan, rombongan Diklat IPA Alam Terbuka baru saja menikmati keindahan dan kesejukan alam Gunung Mahawu.
Rombongan sekitar 40 orang itu berasal dari Sulut, Gorontalo dan Malut.
Kunjungan ke Mahawu menjadi satu di antara agenda Diklat Keagamaan Angkatan II itu. Mereka menginap di hotel depan Bukit Doa Tomohon.
Pagi harinya, rombongan bertolak dari hotel ke Mahawu di jemput bus. Usai kegiatan itu, rombongan pun dijemput bus berbeda yang belakangan terbalik di jalan menurun.
"Saya tak sangka bisa kecelakaan begini, saya masih trauma, syok sekali," ujarnya.
Saking syoknya, Akili bersama rombongan yang selamat rela berjalan kaki dari lokasi kejadian sampai ke terminal Kota Tomohon.
"Saya belum mau naik kendaraan, biar saja saya jalan," katanya ketika dicegat Tribun Manado di jalan menuju Rurukan.
Usai berjalan kaki, rombongan kemudian mengunjungi rekan mereka yang dirawat di rumah sakit.
Suasana Instalasi Rawat Darurat pun hiruk pikuk. Si kernet, Jen Kainde mendapat perawatan serius karena luka patah tulang.
Sementara sopir, Herry mendapat perawatan ringan. Pakaiannya berceceran darah.
Sementara Nurlaila dan Irlham Ginoga, guru yang menjadi korban tampak tak berdaya, meski kesadaran mereka sudah pulih.