Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Inilah 'Neraka' Sebenarnya di Bumi! Aneh, Mereka Bisa Hidup

"Tanah tanpa manusia, tanpa burung, tanpa binatang buas, tanpa pohon, tanpa tumbuhan."

Penulis: Fransiska_Noel | Editor: Fransiska_Noel
NASA
Bumi tampak sebagai kelereng biru dalam citra hasil jepretan misi Apollo 17. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Di Gurun Atacama di Cile utara, sepertinya tidak akan ada makhluk yang bisa bertahan hidup.

Bagaimana tidak? Ini adalah salah satu tempat paling kering di permukaan Bumi.

Pada salah satu bagiannya bahkan tidak terjadi hujan dalam 50 tahun. Tidak setetes pun.

Alonso de Ercille, seorang penyair, pada 1569 menulis, "Menuju Atacama ... tanah tanpa manusia, tanpa burung, tanpa binatang buas, tanpa pohon, tanpa tumbuhan."

Mungkin inilah yang disebut 'neraka' sebenarnya di Planet Bumi. Tempat yang paling sangat tidak bersahabat bagi manusia.

Apakah memang tidak ada kehidupan sama sekali? Ternyata ada.

Para ilmuwan menemukan mikroorganisme atau jasad renik yang disebut endolithsyang menempel pada rongga-rongga batu. Mereka bisa hidup karena pada rongga-rongga terdapat air.

"Jasad renik ini mendukung komunitas organisme yang hidup dengan memakan hasil sampingan dari proses metabolisme mereka," ujar Jocelyne DiRuggiero, ahli mikrobiologi dari Universitas John Hopkins.

Kehidupan selalu punya cara tersendiri untuk bisa bertahan. Mikroorganisme telah ada di Bumi sejak empat miliar tahun yang lalu. Tak mengherankan jika mereka ditemukan di tempat-tempat yang paling ekstrem sekali pun.

Tapi, apakah ada tempat-tempat di Bumi ini yang steril dari kehidupan?

Ketika berbicara soal tempat-tempat yang steril dari kehidupan, biasanya mengacu pada situasi dan kondisi yang ekstrem, misalnya panas dan tekanan yang tinggi atau situasi khusus karena ada radiasi.

Makhluk hidup akan mati dalam lingkungan yang sangat panas.

Hancur pada suhu tinggi

Menurut para ilmuwan, rekor tingkat ketahanan dalam lingkungan yang panas, dalam hal ini 122 derajat Celsius (atau setara 252 derajat Fahrenheit) dicatat oleh kelompok organisme bernama hyperthermophile, yang hidup di sekitar ventilasi air panas di laut dalam.

Para ahli memegang konsensus bahwa temperatur maksimal yang bisa ditoleransi mahluk hidup adalah 150 derajat Celsius. Pada tingkat ini protein hancur dan reaksi kimia tak bisa terjadi.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved