Wawancara Ekslusif
Ada 30 PSK Berkelas Asuhan Papi Audy
LEBIH dari 10 hari, Papi Audy, pria 52 tahun yang ditangkap dengan tuduhan mucikari prostitusi kelas kakap di Manado ditahan di Mapolda Sulut.
Penulis: | Editor:
Laporan wartawan Tribun Manado Ferdinand Ranti
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - LEBIH dari 10 hari, Papi Audy, pria 52 tahun yang ditangkap dengan tuduhan mucikari prostitusi kelas kakap di Manado ditahan di Mapolda Sulut.
Papi Audy ditangkap Barracuda Team Polda Sulut dalam operasi pemberangusan jaringan prostitusi di Manado.
Tak lagi merasakan hawa bebas, Papi Audy dalam wawancara eksklusif dengan Tribun Manado, Selasa (12/5), mengaku kangen dengan keluarga, terutama istri dan ketiga anaknya.
Papi Audy yang kala itu mengenakan kaos abu-abu bercorak hitam dipadu celana panjang hitam ini mengaku kaget mendengar ada pemberitaan yang menyebut pendapatannya mencapai miliaran rupiah.
"Memang heboh katanya karena di pemberitaan saya disebut berpenghasilan miliaran rupiah. Saya itu hanya tinggal di kos yang kamarnya kecil," tuturnya.
Kini ketika tinggal di dalam sel, dia juga tinggal di tempat yang sempit bersama tahanan lainnya. "Sekarang saya kalau tidur hanya menghadap dinding. Teman-teman saya ya para tahanan," katanya.
Dia mengaku sudah bertahun-tahun menjadi papi untuk para pekerja seks komersial. Meski bekerja menyediakan wanita bagi pria hidung belang, tapi dia sangat tidak menyukai pencuri.
"Saya itu bukan pencuri atau artis yang selalu diberitakan. Bukan hanya saya yang menjadi papi, masih banyak papi-papi dan mami-mami lainnya yang bekerja seperti saya," ungkapnya.
Dia mengaku saat ini anak asuhnya tinggal 30 wanita. Itu yang masih aktif. Usia mereka rata- rata 20-30 tahun.
"Mereka datang sendiri sama saya. Jadi saya ini tidak pernah menarik mereka, mencari mereka. Mereka yang menawarkan sendiri. Mereka biasanya bilang, kalau ada yang mau booking kabari," jelasnya seraya menambahkan,
rata-rata anak buahnya berasal dari Manado dan sekitarnya.
"Mereka biasanya bilang, Papi cariin pelanggan, soalnya mau bayar cicilan mobil. Ada juga yang katanya mau bayar kos-kosan serta bayar uang kuliah," lanjutnya.
Diakui Papi Audy, anak asuhnya itu rata-rata hidup dalam kemewahan berpenampilan glamor.
"Mereka biasanya nge-kos di kamar yang tarifnya jutaan rupiah dan membawa mobil sendiri," ungkapnya.
Lalu siapa sebenarnya yang menjadi klien Papi Audy, pria hidung belang pemesan PSK? "Saya tidak bisa sebut karena harus menjaga kerahasiaan klien. Saya tidak mau kasih tahu siapa mereka. Yang pasti saya tahu siapa mereka semua dan kalau mereka butuh selama ini mereka menelepon saya," jawabnya.
Biasanya, lanjut dia, bos-bos yang datang ke Manado itu minta 'selimut'. Tentu mereka harus mendapat 'selimut' yang berkelas, bukan PSK pinggiran.
Di sisi lain, Papi Audy mengaku sangat memperhatikan kesehatan anak buahnya. "Walaupun bekerja seperti itu selalu konsultasi dengan dokter. Setiap satu bulan dua kali periksa kesehatan," ungkapnya.