Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Siswa Suka Berjoged di Pintu Angkot Bikin tak Nyaman

Siswa sekolahan yang berjoged diatas angkot saat angkot sementara berjalan membuat warga kota merasa tidak nyaman.

Penulis: | Editor:
TRIBUNMANADO/FELIX TENDEKEN
Operasi simpatik di Jl Sudirman Manado 

Laporan wartawan Tribun Manado Felix Tendeken

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO  - Siswa sekolahan yang berjoged diatas angkot saat angkot sementara berjalan membuat warga kota merasa tidak nyaman,inilah ungkapan beberapa warga kota Manado.

Hal ini menyebabkan kanit Patwal Iptu Bulasa mendapatkan tugas tambahan,ia memperingatkan agar para sopir jangan tinggal diam dan seakan ikut mendukung kegiatan yang beresiko pada kecelakaan ini,dan menjadikan kegiatan bergelantungan sambil berjoged sebagai trend, Senin (20/04).

Kegiatan berjoged dipintu angkot mulai menjadi kebiasaan remaja sekolah saat ini seperti yang dikatakan Nadia (24) pemilik warung dilokasi wisata pantai Malalayang.”Heran saya dengan perilaku siswa jaman sekarang,mereka yang datang kesini bergelantungan dipintu angkot dan berjoged. Yang fatal disini karena yang mendominasi kegiatan merugikan yang berkibat pada kecelakaan ini adalah siwa perempuan,”ujarnya.

Ia juga mengatakn kegiatan berjoged ini kelihatannya didukung para sopir.”Saya melihat bahwa ada dukungan para sopir ABG,biasanya mereka menambah kuat volume kendaraan yang tentunya akan berakibat pada kecelakaan sebab tidak bisa mendengar klakson mobil lain,”ujarnya.

Menueut dia kegiatan ini bukan hanya sekali.”Kegiatan seperti ini bukan hanya sekali saja bahkan bekali-kali. Saya yang melihatnya merasa geli,sebab sekali kali mereka hanya menggunakan tangan satu untuk menahan tubuh. Saya rasa ini perlu mendapatkan perhatian dari orang tua,aparat keaamanan dan seluruh masyarakat. Meski perkembangan kota semakin meningkat pesat namun hal seperti ini harus dihindari sebab mengambarkan citra negative dikalangan masyarakat lebih khusus sekolah,”ujarnya.

Hal yang sama dikatakan oleh Winda (25) warga asal Kelurahan sario.”Memang kondisi seperti ini sudah berlangsung lama,dan tidak ada tindakan khusus. Ini belum apa-apa dibandingkan dengan hari libur,biasanya banayk yang tidak mau mematuhi peraturan yang berlaku serta membahayakan diri bergelantungan dipintu sambil berdisko,”ujarnya.

Menurut dia kebanyakan palaku adalah anak remaja perempuan.”banyak sekali anak remaja perempuan yang melakukan hal ini,malahan mereka tidak takut terjatuh dari pintu angkot. Menurut saya penting dilakukan penertiban bagi siswa dan sopir angkot,agar supaya hal yang membahayakan seperti ini bisa segera berakhir,”ujarnya.

Selain Kedua orang ini hal yang sama disampaikan oleh Ija (34) pedagang es kelapa muda yang mangkal di Panatai Malalayang.”Kasihan anak-anak ini berjoged di pintu angkot,bahaya kan kalau jatuh. Namun saya melihat ini adalah pengaruh perkembangan zaman yang tidak terarah kemudian nilai etika mulai menghilang. Contohnya mereka menari bagaikan seorang penari sriptase, yang menunjukan kemolekan tubuh,”ujarnya.

Kejadian ini sudah banyak kali apalagi kalau sepulang sekolah.”Meski mereka juga beli dagangan saya namun saya tidak suka perlakuan mereka sebab bisa berakibat pada kecelakaan. Harapan saya polisi memberikan peringatan kepada sopir yang seakan membiarkan dan mendukung perlakuan seperti ini,”ujarnya.

Kanit Patwal Iptu Bulasa akan memberikan peringatan kepada sopir.”Memang mereka terlihat sangat pintar sebab ketika melewati pos polisi tidak pernah terlihat adanya kegiatan seperti itu. Namun secara terang- terangan jika ada sopir yang mendukung atau ada siswa yang melakukan hal tersebut maka kami akan melakukan penahanan dan memanggil orang tua untuk dilakukan pembinaan. Hal ini kami lakukan agar supaya tidak aka nada korban jiwa akibat ulah yang bisa membawa maut ini,”ujarnya.

Menurut dia pentingnya peran guru dan orang tua.”tentunya sangat penting peran guru dan orang tua,dimana ditempat inilah siswa dididik. Orang tua wajib melihat atau mengecek sesekali kegiatan anak diluar sekolah atau sering memantau jika saat pulang sekolah dan belum ada dirumah. Kemudian guru juga harus terus mengingatkan siswa agar jangan melakukan hal seperti ini, agar tidak merusak nilai etika dalam hidup,”ujarnya.

Menurut dia nilai kerapian sekolah juga sangat penting.”Nilai kerapian sekolah sangat penting,misalnya cara berpakaian,menggunakan ikat rabut,dan menggunakan perlengkjapan sekolah yang wajar-wajar. Dengan demikian hal-hal seperti ini akan terhindar,dan tidak akan membawa dampak negative kedalam masyarakat. Saya tahu usia seperti ini adalah usia rawan dimana mereka mencari jati diri,oleh sebab itu perlu tuntunan orang tua,dan guru. Ingat kegiatan seperti ini bukanlah trend dan harus dihilangkan,”ujarnya

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved