Renungan Minggu
Memuliakan Tuhan dengan Harta Kita
Semua manusia yang hidup di dalam dunia ini pasti mengharapkan kekayaan.
Pdt Stenly J Sela
GMIM Victory Minanga Indah Malalayang
TRIBUNMANADO.CO.ID - Semua manusia yang hidup di dalam dunia ini pasti mengharapkan kekayaan. Bagi sebagian orang, tahun baru ini pun barangkali telah dipastikan menjadi ajang merebut banyak uang untuk mengisi pundi-pundi yang ada.
Kita tidak bisa munafik dengan mengatakan: "Saya tidak ingin kaya!". Menjadi kaya bukanlah dosa. Tidak ada ayat dalam Alkitab yang menyebutkan bahwa orang Kristen tidak boleh kaya dan hidup dalam kelimpahan.
Justru sebaliknya. Tuhan rindu anak-anak-Nya memiliki kehidupan yang berhasil dan diberkati, karena untuk itulah Dia datang seperti yang dikatakan dalam Yohanes 10:10b.
Persoalannya adalah sejauh mana, anak-anak Tuhan mempergunakan dan memanfaatkan kekayaan yang ada untuk kemuliaan Tuhan, sebab kecenderungan yang terlihat adalah bahwa banyak orang yang tidak cerdas menggunakan semua yang ada padanya sehingga mereka jatuh pada kesombongan dan berbagai sikap negatif lainnya.
Dalam bacaan ini, kita menemukan gambaran tentang bagaimana seharusnya kita melihat semua berkat yang Tuhan berikan kepada kita. 1 Timotius 6:17-19 berbicara tentang perintah Rasul Paulus kepada Timotius agar memberikan peringatan kepada orang-orang kaya.
Perintah ini tidak berbicara agar orang kaya meninggalkan kekayaannya dan menjadi orang miskin atau hidup dalam kekurangan atau pas-pasan. Paulus bermaksud agar orang-orang kaya, yang secara materi berlebihan, memiliki sikap hati yang benar terhadap kekayaan yang dimilikinya.
Beberapa nilai penting dari firman ini adalah: 1. Jangan tinggi hati (6:17a). Rasul Paulus mengatakan kepada Timotius agar mengingatkan jemaat yang kaya (baca: memiliki banyak materi) agar tidak tinggi hati. Harta milik yang diperoleh dengan benar dan kerja keras tetaplah harus dihayati sebagai anugerah Tuhan yang bersifat sementara sebab itu tidak perlu disombongkan. Apalagi harta yang diperoleh dengan cara yang tidak benar alias mencuri, korupsi, dsb.
2. Jangan berharap kepada kekayaan (6:17b). Kekayaan materi dan harta benda tidak abadi. Dunia dan jaman selalu berubah. Tidak seorang pun manusia yang dapat memiliki segala-galanya dan selama-lamanya. Materi (uang, tanah, harta bergerak) betapapun permanen tetap tidak abadi. Apalagi kita manusia yang memiliki atau menguasainya. Umur kita di dunia ini juga terbatas.
Masa hidup kita di dunia terbatas sebab itu kita disadarkan agar tidak menjadikan materi atau pemilikan materi sebagai tujuan akhir atau nilai tertinggi dalam kehidupan ini. Materi sungguh dibutuhkan sebagai alat, bekal dan modal, namun bukan sebagai tujuan satu-satunya atau akhir kehidupandan bukan pula jaminan kebahagiaan hidup.
3. Berharaplah kepada Allah yang memberi kita segala sesuatu untuk dinikmati.
Allah Bapa kita tahu kebutuhan kita dan mau mencukupkanya. Allah sangat mengasihi kita dan memberikan kepada kita lebih daripada yang kita minta (Efesus 3:20).
Namun bagaimanapun juga Allah tetap lebih berharga daripada berkat-berkatNya. Pengorbanan Anak-Nya yang menebus kita dari kematian dan Roh Kudus yang dicurahkan ke hati kita jauh lebih tinggi daripada segala karunia-Nya yang lain. Hidup dalam Kristus sungguh mulia dan tiada bandingnya. Sebab itulah orang-orang beriman dapat sukacita sepanjangwaktu. Sebab itulah kebahagiaan kita tidak tergantung situasi dan kondisiekonomi kita.
4. Jadilah kaya dalam kebaikan (6:18). Kekayaan selalu diartikan kaya secaramateri. Namun Alkitab mengajak kita memahami kekayaan juga dalam bentuklain, yaitu dalam hal kebajikan. Itu jugalah yang dikatakan Rasul Paulus kepadajemaat Korintus (2 Kor 9:8).
Kekayaan jangan diartikan lagi secara sempit. Kita juga harus berusaha kaya dalam pengetahuan, pengalaman, karya dan prestasi, hubungan atau jaringan, dan terutama dalam kebajikan, dalam kasih dan kepedulian, dalam memberi persembahan dan diakonia. Disini makna kekayaan sekaligus menjadi relatif. Ada orang yang memiliki banyak materi namun selalu saja merasa sangat miskin dan kekurangan, sebab itu sangat sulit memberi.
Sebaliknya ada orang yang memiliki materi lebih sedikit, namun merasa hidupnya sangat kaya sebab itu sangat suka memberi dan berbagi. Amsal 11:24 berkata: "Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan. (Amsal 11:24). Tuhan memberi kita berbagai berkat dan mengijinkan kita menikmatinya dengan syukur dan sukacita.
Namun Tuhan juga memanggil kita menjadi berkat bagi kehidupan bersama. Dengan kata lain harta milik tidak boleh dimonopoli, hanya ditumpuk dan diakumulasi, sebab Tuhan juga menyuruh kita memberi, berbagi dan berkorban bagi sesama.
5. Kebaikan adalah investasi (6:19). Dalam bagian Alkitab yang lain, terutama kotbah Tuhan Yesus di bukit, kepada kita diajarkan agar memberi dan berbagi tanpa pamrih.
Kita haruslah belajar mengasihi dengan tulus ikhlas tanpa mengharapkan balasan atau upah. Tanpa mengurangi rasa tulus dan ikhlas serta kejujuran kita dalam memberi dan berbagi, kita baik juga menyadari bahwa tidak ada ruginya berbuat baik. Kebaikan juga merupakan modal dan investasi masa depan.
Orang yang menabur banyak kebaikan tentulah menuai banyak kebaikan juga. Walaupun kita akui dalam dunia ini kadang kebaikan kita disalahgunakan atau malah dibalas dengan keburukan.
Saudara-saudaraku, kekayaan dan semua potensi yang ada pada kita sebenarnya memberi kesempatan yang luas bagi kita untuk berbuat kebajikan, suka memberi dan membagi, serta memuliakan Tuhan dengan harta yang kitamiliki ini.
Kenalkah kita dengan Warren Buffet atau Bill Gates? Warren Buffet, pria 82 tahun ini memiliki nilai aset sebesar 53,5 miliar dolar AS.
Dulu dia pernah menjadi sales door to door, menjual permen karet, minuman soda, sampai majalah dan koran. Dengan kekayaan yang super luar biasa ini, sang investor nomor satu di Amerika Serikat ini masih tinggal di rumahnya di Omaha yang sudah ditempati 50 tahun. Mobilnya juga masih mobil lama meski kekayaannya hanya bisa diimbangi oleh Gates.
Buffett sendiri mengaku dia tidak tertarik dengan uangnya, tapi proses penciptaan nilai lewat perusahaan-perusahaan yang dibelinya. Dan yang membuat Buffet jadi hebat dan semakin kaya adalah bahwa sekitar 90% kekayaannya disumbangkan untuk tujuan amal.
Bill Gates, pendiri sekaligus Chairman Microsoft, menjadi orang terkaya di Amerika Serikat selama 20 tahun berturut-turut berdasarkan daftar yang dilansir majalah Forbes.
Dia menghabiskan banyak uang untuk kegiatan amal dan berjanji akan menyumbangkan mayoritas kekayaannya, tetapi tahukah kita, Gates bukannya menjadi miskin tetapi justru bertambah kaya. Gates memiliki kekayaan sekitar 72 miliar dolar AS (sekitar Rp 790 triliun) dan kekayaan dari Microsoft hanya sekitar seperlima saja.
Gates diketahui memiliki saham di beberapa perusahaan, seperti perusahaan pembuat traktor Deere , perusahaan kereta api Canadian National Railway, dan perusahaan botol Meksiko: Mexican Coke.
Kemurah-hatian Gates memang dikenal, terutama dengan usaha donasinya di Giving Pledge, yaitu mengajak orang-orang kaya dunia, untuk mendonasikan mayoritas kekayaan untuk kegiatan sosial publik. Dua orang ini menjadi contoh bahwa semestinya kita bertindak bijkasana dalam mengolah kekayaan dan semua potensi dalam diri kita.
Menganggap bahwa semua yang ada pada kita adalah pemberian Tuhan dan karena itu dipakai untuk kemuliaan nama-Nya. Seperti Ayub yang menyadari dengan benar bahwa semua yang ada padanya dan semua yang bisa dilakukannya menjadi tidak berarti apabila ia lakukan dengan cara yang tidak benar.
Adalah sebuah kejahatan apabila kita menaruh kepercayaan kepada kekayaan, harta benda dan semua keindahan dunia ini. Hati kita harus selalu terpikat pada kuasa dan kasih dalam diri Yesus Kristus sehingga apapun yang ada pada kita dan semua yang kita lakukan benar-benar mengarahkan kita pada untuk sesuatu yang sifatnya kekal dan abadi, yaitu kehidupan bersama Dia dalam Kerajaan Sorga. Amin. (*)
Ikuti berita-berita terbaru di tribunmanado.co.id yang senantiasa menyajikan secara lengkap berita-berita nasional, olah raga maupun berita-berita Manado terkini.