Kajian Profesor, Bahaya Gempa Manado pada Konstruksi Bangunan

Laporan wartawan Tribun Manado Fionalois Watania

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Sabtu (15/11/2014) lalu, Sulawesi Utara (Sulut) digoncang gempa berkekuatan 7,3 skala richter. Terjadinya gempa dahsyat Sulut tersebut mengakibatkan beberapa bangunan hotel yang ada di Manado retak. Gempa bumi memang dapat menimbulkan kerusakan pada bangunan.

Menurut Prof Ir Dody M J Sumajow MEng PhD, dosen Fakultas Teknik (Fatek), Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), bahaya gempa Manado terhadap kontruksi bangunan tergantung dari jarak episentrum gempa dan lamanya gempa. "Jika gempa yang terjadi tidak memakan waktu yang lama, maka bangunan yang dibangun sesuai standard pasti dapat menahan kekuatan gempa. Sebaliknya jika episentrum gempa dekat, dan periode gempa lama maka bisa menyebabkan kerusakan pada kontruksi bangunan," jelasnya kepada Tribun Manado, Senin (17/11/2014).

Dia juga menambahkan semakin tinggi bangunan yang di bangun maka semakin besar terkena dampak gempa. "Semakin tinggi bagunan, maka semakin tinggi dampak dari gaya yang timbul akibat gempa. Ketika gempa bumi bumi terjadi, permukaan tanah akan bergerak dengan percepatan tertentu. Selanjutnya, gaya dorong yang berpotensi ambruknya gedung yang tinggi karena perubahan kecepatan itu," kata Dody.

Mengenai kontruksi bangunan yang ada di Kota Manado menurutnya sudah sesuai dengan standard yang berlaku. "Pada umumnya pembangunan yang ada di Kota Manado sudah sesuai dengan standard peraturan perencanaan pembangunan yang ada. Bangunan-bangunan yang dibangun tahan terhadap gempa," ujarnya.

Dia berharap pembangunan yang ada di Kota Manado dapat memperhatikan detail bangunan yang sesuai dengan standard perencanaan agar tahan terhadap gempa. "Yang paling penting adalah analisis perhitungan struktur bangunan harus melibatkan mereka yang berkompetensi agar bangunan yang di bangun benar-benar dapat menahan kekuatan gempa," tutupnya.