Gempa Dahsyat Sulut
Kepulauan Sangihe Sulut Rentan Gempa Besar Disertai Tsunami
Wilayah antara Sangihe dan Halmahera punya potensi gempa yang tinggi.
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Meski gempa dahsyat Sabtu kemarin hanya memicu tsunami kecil, namun wilayah antara Sangihe dan Halmahera punya potensi gempa yang tinggi. Gempa besar pernah terjadi tahun 1858 dan memicu tsunami.
Sementara potensi gempa tinggi, kesiapan menghadapi gempa tergolong rendah.
Bahwa peringatan dini tsunami di wilayah Halamera, Sangihe dan Sulawesi Utara masih belum terbangun dengan baik. Akibatnya, kerentanan tinggi. Perbaikan dan peningkatan kewaspadaan diperlukan.
BNPB pusat telah menyiapkan satuan reaksi cepat dari wilayah timur. Pusat satuan reaksi tersebut berlokasi di BPBD Malang, Jawa Timur.
"Seluruh BPBD sekitar juga saya perintahkan untuk siaga kalau terjadi darurat agar segera beri bantuan," ujarnya.
Terkait terjadinya gempa, Syamsul Ma'arif menjelaskan, gempa tersebut terjadi akibat adanya subduksi atau penekukan ganda.
"Dari informasi Ikatan Ahli Bencana Indonesia (IABI), terjadi subduksi antara lempeng Laut Filipina dan Lempeng Laut Eurasia," kata Kepala BNPB Syamsul Ma'arif, Sabtu (16/11/2014).
Menurut Syamsul, lempeng Laut Filipina yang berada di sisi timur berbenturan dengan lempeng Laut Eurasia yang berada di sisi barat. Titik benturan kedua lempeng besar ini terjadi di Laut Maluku, sehingga menyebabkan gempa yang terasa begitu kuat di daerah sekitarnya.
"Biasanya kalau benturan antar lempeng besar, dampaknya akan lama. Bisa terjadi gempa susulan hingga hitungan hari bahkan minggu," ujar Syamsul.
Sebab menurutnya, kedua lempeng tersebut akan terus bergoyang hingga menemukan kestabilan kembali. Itulah mengapa selalu ada rentetan gempa pasca terjadi benturan antar lempeng.
"Namun biasanya gempa susulan skalanya lebih kecil. Karena hanya efek dari benturan awal," tuturnya.
Meski demikian, BNPB tidak akan lengah. Walaupun biasanya gempa susulan lebih kecil, namun tetap berpotensi merusak.
"Karena bisa jadi, bangunan yang terkena goncangan saat awal gempa tidak roboh, kalau terus kena goncangan jadi roboh atau retak. Jadi gempa susulan juga tidak bisa diremehkan," terang Syamsul.
Baca selengkapnya di Tribun Manado edisi cetak hari ini, Minggu (16/11/2014).
Update terus informasi terbaru di www.tribunmanado.co.id