Renungan Minggu
Pertobatan Orang Beriman
Syalom. Saudara-saudara yang dikasihi dan diberkati Tuhan, bagi sebagian orang, "uang, jabatan dan kekuasaan adalah penentu keadilan".
Pdt Nonvi Kalalo Bororing
Pendeta Pelayan GMIM Baitel Kakaskasen
Amos 5:14-15,24 dan Ibrani 1:8,9
TRIBUNMANADO.CO.ID - Syalom. Saudara-saudara yang dikasihi dan diberkati Tuhan, bagi sebagian orang, "uang, jabatan dan kekuasaan adalah penentu keadilan".
Banyak orang menjerit-jerit minta keadilan karena ketidaknyamanan dalam suasana hidup, bahkan banyak orang meminta agar ketidakadilan segera berakhir.
Suasana ketidakadilan bisa dijumpai dimana saja. Dalam lingkup keluarga: hal pemberian kasih sayang dan pembagian warisan, dalam lingkup komunitas sosial: keadilan hanya berlaku bagi kalangan tertentu, pembagian waktu kerja, pembagian hak yang terkadang masih terabaikan dan lain sebagainya.
Ada sebuah ilustrasi tentang "buah labu dan kenari". Ada seorang Petani lagi duduk dibawah pohon Kenari. Petani ini terus mengamati Pohon Kenari, dia berkata: Ah...betapa Allah tidak adil menciptakan labu yang berat pada tanaman merambat dan menggantungkan Kenari pada pohon yang cabangnya dapat menahan seorang manusia. Petani ini berkata: kalau saya jadi Allah, saya akan membuat lebih baik dari ini.
Kemudian jatuhlah buah kenari itu diatas kepalanya, Petani itu lari dengan kencang meninggalkan tempat itu sambil berteriak Allah adil...Allah adil...Dia bijak... Haleluyah! Dengan peristiwa itu, petani ini menyesal sebab dia telah mencelah Allah dan menuduh Allah melakukan ketidakadilan. Allah Sang Pencipta, pasti tahu betul apa yang baik untuk manusia. Ibrani 11:40a "Sebab Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita".
Yeremia 29:11,"Sebab aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada padaKu mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan". Keadilan bagi Allah belum tentu adil dalam pandangan manusia. Sebab keadilan di dalam Allah penuh kesempurnaan.
Saudara-saudaraku yang kekasih didalam Tuhan Yesus Kristus. Kitab Amos adalah salah satu kitab yang mengajak dan mengingatkan umat untuk menegakkan "Keadilan".
Nabi Amos adalah seorang peternak domba atau seorang pemungut buah ara hutan dari Tekoa Wilayah Yehuda yang terletak kira-kira 16 Km disebelah Selatan Yerusalem. Amos dipakai oleh Tuhan untuk menyampaikan Firman Tuhan bagi umat yang berada di Israel Utara pada zaman pemerintahan raja Yerobeam II.
Di masa itu Kerajaan Utara mengalami masa-masa kejayaan. Keadaan politik saat itu berada ditengah masa perebutan kekuasaan antara asyur dan aram. Keadaan sosial mereka mengalami kemakmuran, rakyat tidak mengalami kelaparan/kekurangan makanan, rakyat hidup mewah, senang, kepuasan secara jasmani.
Akan tetapi apa yang dijumpai oleh Amos, banyak ketidakadilan sosial dalam hidup bermasyarakat, perdagangan Internasional yang luas untuk keuntungan penguasa, praktek-praktek bisnis yang penuh tipuan terhadap orang-orang miskin dan tidak berdaya, perampasan tanah milik orang miskin. Upacara keagamaan terus dipelihara, tetapi hal itu dilaksanakan dengan sifat penuh kefasikan atau kemewahan dan kepuasan jasmani secara semu.
Mengapa demikian? Hal ini karena banyak ketimpangan, ketidakadilan kaum kaya terhadap yang miskin, penyalahgunaan kekuasaan bahkan dapat dikatakan: "Bangsa Israel jadi buta rohani".
Saudara-saudara yang dikasihi dan yang diberkati oleh Tuhan, dalam pandangan Amos sebagai seorang nabi, Israel telah gagal mempraktekan keadilan bagi sesama bangsanya, gagal menjadi seorang pemimpin yang takut akan Tuhan. Hal ini dikarenakan umat Tuhan tidak mampu menjawab kasih karunia Tuhan yang menjadikan Umat Israel sebagai bangsa pilihan dan menjadi yang istimewa diantara bangsa-bangsa lain. Dengan situasi ini Amos menyampaikan kritik, peringatan, kecaman dan ancaman bagi pemimpin-pemimpin Israel yang melakukan praktek-praktek ketidakadilan.
Model pemberitaan Amos sangat sederhana tetapi sangat keras, tajam berisi kecaman dan ancamansebab Israel begitu terlena dengan status sebagai "Umat pilihan". Dari pemberitaan Amos ini, mengandung suatu pandangan Teologi bahwa Allah Israel (YHWH) bersifat Universal dalam arti YHWH tidak hanya Allah Israel tetapi juga Allah bagi bangsa-bangsa lain.
Amos menekankan tentang berita pertobatan yang harus dilakukan oleh umat Israel. Hidup yang berkenan kepada Allah, hidup dalam kebenaran bukan hanya sekadar patuh pada perintah Tuhan melainkan mampu memberlakukannya sebagai kehendak Tuhan.
Dalam surat Ibrani pun Rasul Paulus mengangkat tentang kebenaran dan keadilan di dalam Yesus Kristus yang adalah anak Allah. Ia diurapi dan datang kedunia membawa kebenaran dan keadilan agar umat manusia dapat diperlengkapi dan meneladani Yesus Kristus sebagai Imam yang Agung.
Saudara-saudara...mencermati pemberitaan nabi Amos terlebih menjawab amanat Agung dari Yesus Kristus, maka sebagai gereja masa kini harus peka dan belajar setia pada petunjuk Firman. Sebab kenyataan yang dijumpai sekarang ini, diberbagai bidang kehidupan praktek ketidakadilan menjadi yang utama.
Yang benar dengan mudah untuk disalahkan dan sebaliknya yang salah dengan mudah juga dapat dibenarkan, mengejar sesuatu dalam kekuasaan, menyalahgunakan kekuaasan tanpa peduli pada penderitaan dan kesusahan orang lain. Bila demikian kapan ketidakadilan akan berakhir? Sebagai orang yang berimankan Yesus Kristus, hendaknya mampu menjadi alat kesaksian Tuhan, berani berkata benar ditengah-tengah hal yang salah, berani berkata adil ditengah-tengah ketidakadilan, walaupun situasi begitu mencekam.
Dalam kehidupan, baik dalam keluarga, berjemaat dan bermasyarakat kita dihadapkan dengan berbagai tantangan dan godaan, ada diantara dua pilihan ya atau tidak, bila ya, siap dengan resiko yang ada dan bila tidak kita terus terhanyut dalam keberdosaan karena mengabaikan tugas, tanggung jawab, pengabdian dan pelayanan kita. Siap mencari Tuhan berarti mau hidup didalam Tuhan dan sebaliknya terhindar dari penghukuman Tuhan.
Sebagaimana Amos yang dengan tegas dan keras mengecam umat Tuhan karena "Ketidakadilan"maka hal inipun menjadi pemaknaan dalam hidup sebagai umat Tuhan.
Amos dengan jelas mengajak kita untuk, mencari Tuhan dan setia kepadaNya, menjauhi kejahatan, peduli kepada mereka yang lemah dan tidak berdaya bukan sebaliknya memberdayakan orang-orang yang lemah, berbalik kepada Tuhan dan bertobat adalah langkah menuju pembaharuan hidup orang-orang beriman. Semoga Firman Tuhan saat ini terus mengarahkan kita untuk semakin mencintai keadilan, sehingga Anugerah yang terindah dari Yesus Kristus Tuhan kita menjadi bagian hidup ini. Amin. (*)