Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Edisi Minggu Community

MPA Aesthetica FBS Unima Jejaki Puncak Tertinggi Dunia

Dengan slayer ungu, warna khas Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Unima, Mahasiswa Pencinta Alam (MPA) menyebut diri Aesthetica.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Fransiska_Noel
IST
MPA Aestethica FBS Unima jejaki puncak tertinggi dunia. 

Oleh Finneke Wolajan

TRIBUNMANADO.CO.ID, TONDANO - Dengan slayer ungu, warna khas Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Unima, Mahasiswa Pencinta Alam (MPA) menyebut diri Aesthetica. Yang berarti sebuah keindahan bagi mereka bisa menjadi bagian dari FBS Unima. Dengan asa yang membumbung tinggi, mereka bermimpi untuk menaklukkan puncak-puncak tertinggi di dunia.

MPA Aesthetica dibentuk pada 16 Februari 1990. Ide pembentukan datang dari pemerhati lingkungan Perkembangan Kemahasiswaan di Kampus Ungu, lewat dialog harmonis di bawah pohon gersen, kampus FPBS IKIP Manado.

Kemudian, wadah pecinta alam dan petualang di FPBS berubah mendaji MPA Aesthetica FBS Unima. Pembentukan organisasi tersebut didasarkan pada Tri Dharma Perguruan Tinggi dan Kode Etik Pecinta Alam Indonesia.

Struktur kepengurusan pun dilakukan. Seiring berjalan waktu, sering terjadi perubahan dalam struktur yang dibentuk. Hal itu disesuaikan dengan perkembangan pada setiap periode kepemimpinan. Tahun 2014 ini, selain pengurus inti, terdapat juga bidang operasional I dan II, divisi gunung hutan, divisi aquaes, divisi caving dan divisi lingkungan hidup.

Menyadari tiap organisasi perlu regenerasi, maka dicetuskanlan format perekrutan anggota yang diberi nama Pendidikan Dasar MPA Aesthetica yang digelar setahun sekali. Jenjang karir dalam organisasi tersebut yakni anggota muda Aem, anggota biasa Aes dan para lulusan yang disebut anggota luas biasa (ALB)

Hingga 2014 ini, MPA Aesthetica telah menggelar pendidikan dasar sebanyak 24 kali. Saat ini disebut pendidikan dasar MPA Aethetica Angkatan Udang Merah Sangirensis. Dengan bentuk kegiatan berupa materi-materi, praktek lapangan, studi khusus, diskusi dan problem solving yang digelar seputaran Sulut mulai Septeber hingga Oktober 2014.

Sebagai kelompok MPA paling eksis dan terkenal di Unima, Aesthetica telah menorehnya segunung prestasi sejak 1992 silam. Iven-iven dalam dan luar negeri berhasil diikuti Aesthetica untuk mengharumkan nama Unima.

"Kami bersyukur hingga saat ini Aesthetica bisa eksis. Karena untuk mempertahankannya bukan hal mudal. Banyak prestasi yang kami beri bagi alamamter Unima, sehingga pihak kampus pun mendukung penuh keberlangsungan organisasi kami," ujar Jelita Karamoy, personel Aesthetica yang tahun lalu menakhlukkan puncak Elbrus Rusia, dalam program Seven Summit.

Kegiatan MPA selalu menantang bahaya. Aesthetica pun selalu mengutamakan keselamatan lebih dari segalanya. Dengan persiapan matang, yang selalu memehuni prosedur standar operasi, membuat pelaksanaan kegiatan Aesthetica jauh jari kecelakaan.

"Bahaya memang selalu mengincar, namun jika semuanya dipersiapkan secara matang, takkan ada kecelakaan. Sejauh ini kami tak pernah mengalami yang namanya musibah saat ekspedisi, panjang tebing, crafting ataupun kegiatan lainnya," ungkapnya.

Aesthetica punya mimpi besar. Mereka ingin menakhlukkan puncak-puncak tertinggi di dunia. Setelah sebelumnya, bendera Aesthetica telah berhasil dikibarkan. Atas dasar itu, mereka membuat program seven summit. Saat ini tim sementara persiapan ke Kilimanjaro Afrika. Sebelumnya, dua puncak yakni Cartens Jaya Wijaya dan Elbrus Rusia telah berhasil ditakhlukkan. "Ini sudah masuk ke puncak ke tiga, Kilimanjaro Afrika. Saat ini tim masih di Jakarta sementara persiapan," ujarnya Sabtu (20/9), saat ditemui di sekretariat Aesthetica.

Bicara soal imej anak MPA yang kurang baik, Jelita menampik anggapan tersebut. Menurutnya, itu tergantung pada masing-masing orang. Karena banyak mahasiswa bukan anggota MPA yang studinya lama sekali.

"Banyak senior Aesthetica yang telah sukses, yang langsung menyelesaikan studi mereka. Persetujuan kampus selalu ada dalam setiap kegiatan kami. Namun tak bisa dipungkiri juga, sering berbenturan dengan sikap dosen mata kuliah. Itu tantangan kami. Namun yang pasti, Aesthetica ada untuk orang-orang luar biasa, yang ingin karakternya dibentuk. Kami punya harapan agar bisa terus mengharumkan kampus Unima. Take a rest but don't you quit," tutup Jelita. (finneke wolajan)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved