Kopi Bubuk Tetap Sejati, Resep Sejak Dua Abad Silam dari Tiongkok
Banyak orang beranggapan bahwa kopi enak yang mereka nikmati berasal dari luar Sulawesi Utara.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor:
Laporan wartawan Tribun Manado Alpen Martinus
Banyak orang beranggapan bahwa kopi enak yang mereka nikmati berasal dari luar Sulawesi Utara. Ternyata tidak. Kopi yang kebanyakan dinikmati masyarakat Sulut justru diproduksi di Manado yang ternyata sudah ada sejak puluhan tahun lampau.
BAGI masyarakat di Sulawesi Utara, nama Kopi Tetap Sejati tentu tak asing lagi di telinga. Wajar karena ternyata kopi tersebut sudah diproduksi di Manado sejak tahun 1986 oleh Keluarga Runtuwene.
Kini, generasi kedua melanjutkan usaha yang awalnya hanya bersifat industri rumahan tersebut . Usaha kini dikelola sepenuhnya sang anak, Fanny Runtuwene. "Dulu awal berdiri nama produknya Kopi Bubuk dengan merek Tetap Sehat namun sejak tahun 1996, saat saya pegang usaha tersebut, nama produk saya ganti dengan Kopi Bubuk Tetap Sejati, sebab mereknya lebih kuat dan berarti untuk selamanya akan seperti ini," jelas Fanny, Manajer CV Pundi Mas tersebut, perusahaan pemegang merek Kopi Bubuk Tetap Sejati di kantornya di bilangan Tuminting, kemarin.
Selain merubah nama produk, Fanny melakukan pembaruan seluruh alat produk, termasuk mesin produksi dan kemasan. ."Semuanya kami perbarui dengan nilai investasi yang cukup besar. Sebab saya punya tanggungjawab terhadap keluarga juga," jelasnya. Melanjutkan usaha orangtuanya menjadi pilihan hidupnya, sebab peluang bisnisnya sangat besar.
Untuk meningkatkan produknya tersebut, puluhan miliar rupiah rela ia gelontorkan, seperti mendatangkan mesin produksi dari Jerman senilai Rp 20 miliar, dan mesin pengemasan (packing) senilai Rp 10 miliar sejak sebulan lebih yang lalu."Mesin lama diganti dengan yang baru.Soalnya kopi mendunia, dan seluruh dunia suka kopi, makanya saya memilih usaha ini untuk hidup saya" katanya.
Produk yang awalnya hanya kopi bubuk biasa, kini beragam. Kini CV Pundi Emas memproduksi Kopi Susu Kental Manis Tetap Sejati. "Kalau kopi bubuk memang sejak awal, tapi yang Kopi Susu Kental Manis baru sekitar satu setengah bulan, dan perusahaan kami yang pertama kali menghasilkan produk seperti ini di Sulut. Produksinya kami batasi sesuai permintaan pasar. Tapi kalau kopi bubuk, bisa 100 karton jumbo per bulan," jelasnya.
Untuk mempertahankan citarasa produk kopi, kata Fanny, tak ada pilihan selain mempertahankan kemurnian biji kopi bahan baku. "Harus biji kopi murni ditambah resep rahasia keluarga yang dipadukan dengan resep Cina kuno yang diwariskan sejak 200 tahun lalu, itu untuk kopi bubuk. Kalau untuk Kopi Susu Kental Manis bahan tersebut ditambah lagi dengan susu kental manis asli dari Jepang, sehingga rasanya sangat berbeda, ditambah dengan gula pastinya, sehingga tinggal diseduh oleh pembeli," katanya.