Laka Maut Desa Sapa
Christy Usap Dahi sang Ayah
SUASANA duka menyelimuti rumah kediaman almarhum pasangan suami-istri, Pendeta Mozes Jefry Rumalay (47) dan Alma Winerungan (45).
Penulis: Ryo_Noor | Editor:
Laporan wartawan Tribun Manado Ryo Noor
SUASANA duka menyelimuti rumah kediaman almarhum pasangan suami-istri, Pendeta Mozes Jefry Rumalay (47) dan Alma Winerungan (45), korban kecelakaan maut di Desa Sapa, Minahasa Selatan, Jumat (20/6).
Menyemut, ratusan jemaat Gereja Alfa Omega Perum Paniki Manado dan warga Jalan Salak Perum Paniki Manado, silih berganti menyampaikan belasungkawa kepada keluarga yang berduka.
Terbaring berdampingan di dalam peti jenazah tubuh Pendeta Mozes dan istri. Pasangan itu meninggalkan tiga anak perempuan Christy (21), Gloria (17), Dewi (5).
Tubuh tak bernyawa itu, diratapi tangis dua putrinya, Christy dan Gloria. Mereka duduk di antara jenazah.
Sambil bercucuran air mata Christy mengungkap kenangan bersama orangtuanya.
"Papa, Mama. Kenapa begini? Torang dang ada menyanyi sama-sama satu keluarga," ujarnya
"Papa bangun, hari Minggu mau khotbah," katanya lagi.
Kesedihannya ia tuangkan dengan mengusap dahi sang Ayah, ia berupaya menutup mata ayahnya, yang sedikit terbuka. "Pa tutup tu mata," ungkapnya.
Tak hanya keluarga, anggota jemaat tak sedikit yang mencucurkan air.
Endang Kristiani, satu di antaranya. Ia mengenang kisah terakhirnya bertemu dengan pendeta Mozes Rumalay, Minggu pekan lalu. Ketika itu ia mengantar beras.
Di mata Endang, Pendeta Mozes Rumalay sosok yang baik dan perhatian pada jemaat. Ia sendiri jadi jemaat Gereja Alfa Omega sudah dua tahun.
Sejak terbentuk jemaat, tiga bulan berikutnya gereja sudah berdiri. "Pendeta selalu percaya Tuhan beri banyak berkat," katanya.