17 Febuari 1958 RRI Sempat Dikuasai Permesta
SEJARAH panjang ini teringat lagi saat Keluarga besar LPP RRI menggelar hari bhakti radio ke-68, di Studio 3 RRI Manado.
Penulis: Christian_Wayongkere | Editor: Andrew_Pattymahu
Tak bisa dipungkiri perjalanan panjang RRI Manado ikut serta membangun daerah ini.
SEJARAH panjang ini teringat lagi saat Keluarga besar Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) menggelar hari bhakti radio ke-68, di Studio 3 RRI Manado.
Hajatan ini dihadiri Sekretaris Dinas Kominfo Manado, Soleman Moentori, Kadis Kominfo Sulut Joy Oroh, perwakilan Danlantamal VIII, Lanudsri, Dandim 131 Santiago, angkawasan dan angkasawati julukan untuk karyawan RRI, pensiunan serta undangan lainnya.
Kepala stasiun LPP RRI Manado Drs Herianto mengatakan, keberadaan RRI mengiringi perjalanan kemerdekaan bangsa Indonesia.
"Konten siaran RRI sekarang ini bukan corong pemerintah melainkan masukan dari masyarakat Indonesia. Kedepan diusianya yang ke-68 memiliki visi ingin lebih dekat dengan masyarakat," tuturnya.
Selain itu dia menyentil rencana merger TVRI dan RRI merupakan hal baik menghadapi tantangan di bidang informasi."Kedepan jika kami dan TVRI sudah bersatu tentu akan lebih baik bagi masyarakat, '' ujarnya.
Suasana di studio 3 RRI Manado yang awalnya terang benderang tiba-tiba berubah menjadi gelap hanya diterangi sinar lampu hias dibagian depan. Kemudian muncul dari pintu masuk studio barisan pejabat LPP RRI stasiun Manado untuk melaksanakan prosesi penyulutan obor Tri Prasetya RRI serentak secara Nasional.
Nampak dari balik layar LCD Direktur Umum LPP RRI, Rosarita Niken Widiastuti, melakukan pemasangan obor diikuti oleh Kepala LPP RRI Stasiun Manado di Studio 3.
Diakhir acara dilakukna pemasangan lilin ulang tahun dan pemotongan kue ulang tahun lalu dibagikan kepada tamu undangan serta insan pers yang hadir pada acara itu.
Dikuasai Belanda
Menjelang sewindu usia berdirinya RRI Manado, jatuh ke tangan penguasa Permesta tahun 1958. Tetapi keadaan ini tidak berlangsung lama, karena berkat semangat persatuan dan kesatuan, cinta tanah air dan dengan dijiwai Tri Prasetya, maka keberadaan RRI Manado dapat dipulihkan dan berhasil kembali ke tangan pemerintah Republik Indonesia. Sehingga saat ini RRI Manado mempunyai simbol yaitu: "Sekali diudara tetap diudara, sekali merdeka tetap merdeka''.
Ketika radio masih dalam masa peralihan perang kolonial I tepat tanggal 21 Juli 1947 pasukan Belanda menguasai hampir seluruh Wilayah Republik Indonesia sekaligus menduduki beberapa stasiun radio di pulau Jawa, termasuk Stadio RRI Jakarta.
Pasukan yang juga menguasai Kota Manado tidak hanya sekadar menduduki tetapi mereka menghendaki adanya siaran hiburan khusus mereka lewat Media Siaran Radio.
Dalam waktu singkat peralatan yang telah dipersiapan akhirnya berhasil didirikan studio penyiar dengan stasiun Call Strijdkrachten programa radio Sario.
Pada tanggal 11 September 1950 dipimpin Samuel Alex Muiry merupakan pertama berdirinya RRI Regional I Manado. Pada waktu itu penggunaan Stasiun Call Radio Nasional Indonesia berakhir dan berkumandanglah Stasiun Call yang baru yakni : Radio Republik Indonesia Studio Indonesia.
Menjelang awal tahun 1958, terjadilah gejolak politik pemerintah diberbagai polosok tanah air termasuk di Sulawesi Utara timbul pemberontakan yang dikenal yaitu Permesta.
Radio Republik Indonesia Studio Manado pun mengalami pengaruh politik yang sangat memperhatikan dan mengguncangkan setiap mental angkasawan RRI.
Sore hari tanggal 17 Febuari 1958 pukul 18.00 mengudaralah gelombang-gelombang radio yang dipancarkan melalui pemancar-pemancar RRI Tikala, menyusul kemudian stasiun Call yang diucapkan seorang penyiar dengan menggebu-gebu penuh semangat: Inilah Radio Permesta Suara Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia dengan penyiar Yules Sethaan.
Tahun 1982 tepatnya pada bulan Febuari RRI Manado dengan Kepsta Eddy Mamangkey resmi menempati gedung yang baru, sedangkan gedung lama terletak di jalan Sam Ratulangi dikembalikan kepada PELNI.
Pada tahun 1975 Kepala RRI Manado, Ny. Emma Tawaluyan dipercayakan menjadi Pemimpin Proyek Pembangunan Gedung TVRI Manado dan Gedung Pemancar relay TVRI di Makawemben Tondano. kemudian tanggal 7 Oktober 1978 Gedung tersebut diresmikan oleh Sekretariat Jendral Departemen Sutikno Lukitodisastro Mewakili Menteri Penerangan.(christianwayongkere)