Kekerasan
JIM Desak Polisian Usut Tuntas Kasus Penganiayaan Wartawan
Aksi kekerasan dan penganiayaan yang dialami dua wartawan Media Sulut Grup, di kawasan Bahu Mall,
Penulis: | Editor: Andrew_Pattymahu
Laporan Wartawan Tribun Manado Pengasihan Susanto Amisan
TRIBUNMANADO.CO.ID, RATAHAN - Aksi kekerasan dan penganiayaan yang dialami dua wartawan Media Sulut Grup, di kawasan Bahu Mall, Kamis (25/10) dini hari lalu, mendapat kecaman dari berbagai pihak, antara lain rekan-rekan wartawan yang tergabung dalam wadah Jurnalis Independen Mitra (JIM).
Dalam pres releasenya yang diterima Tribun Manado, Minggu (28/10), JIM secara tegas mengecam aksi kekerasan dalam bentuk apa pun terhadap tugas profesi jurnalis. Kekerasan terhadap jurnalis jelas menciderai prinsip-prinsip kebebasan pers, karena itu JIM mendesak aparat terkait dalam hal ini pihak Kepolisian supaya dapat mengusut tuntas kasus tersebut.
Belum hilang dari ingatan, kasus kekerasan oleh oknum aparat TNI AU terhadap wartawan di Riau belum lama, ternyata kasus yang hampir sama justru kembali terjadi dan kali ini terjadi di dekat kita, demikian diungkapkan Ketuai JIM, Stenly Kalumata mewakili rekan-rekan Jurnalis di Mitra.
Menurut Kalumata, tindak pemukulan terhadap jurnalis pada prinsipnya tidak bisa diterima, apa pun alasannya. Karena pemukulan atau penganiayaan tersebut jelas-jelas merupakan tindakan pidana, sehingga sudah sepatutnya aparat Kepolisian dapat mengusut kasus tersebut. "Pada prinsipnya karena kasus kekerasan dan penganiayaan adalah murni pidana, maka kami mendesak Polisi untuk secara cepat mengusutnya," tandasnya.
Kalumata mengajak segenap komponen masyarakat, termasuk aparat pemerintahan agar senantiasa mendukung dan menghormati kebebasan pers. "Jika pun ada kesalahan atau pelanggaran etika jurnalistik yang dilakukan oleh oknum wartawan, tolong disampaikan sesuai prosedur yang ada, yakni lewat Dewan Pers dan bukannya main hakim sendiri," ujar Kalumata.
Seperti diketahui, dua wartawan yang alami kekerasan dan aksi penganiayaan itu adalah Risky Pogaga dan Hendra Lumanau. Pogaga yang merupakan wartawan Media Sulut biro Minahasa Utara, kondisinya sangat memprihatinkan dengan sejumlah luka memar di bagian wajah dan mengalami pendarahan otak juga patah hidung terluka di bagian telinga kanan dan menerima tujuh jahitan. Sedangkan Lumanau yang juga biro Minut, mengalami luka memar di bagian muka dan kepala. (tos)