Kekerasan
Wartawan Solo Kutuk Kekerasan Aparat TNI AU
Para awak media di Solo yang tergabung dalam Forwaso melakukan aksi solidaritas menolak kekerasan oleh oknum TNI AU pada pers
Aksi dilakukan di bundaran Gladak ujung timur jalan Slamet Riyadi. Para wartawan berasal dari berbagai media cetak, online, televisi, dan radio. Para juru warta juga membentangkan tiga spanduk mengecam kekerasan kepada insan pers.
"Pelaku tindak kekerasan berupa penganiayaan terhadap para peliput insiden pesawat jatuh harus ditindak tegas. Permintaaf dari TNI AU kemarin masih setengah-setengah," kata Wibowo, jurnalis dari Metro TV saat melakukan orasi, Selasa (17/10). Sebab, dalam keterangan resminya, meski memintaaf, TNI AU tetap membela diri tindakan kekerasn untuk mengamankn pada wartawan.
Pada aksi itu, sejumlah foto-foto penganiayaan terhadap Didik Herawanto dari media Riau Pos oleh Letkol Robert Simanjutak. Menurut Wibowo, penganiayaan yang dilakukan oleh oknum TNI AU itu adalah wujud belum meratanya sosialisasi tentang UU pers dikalangan tentara. "Tentara kita masih belum melek UU Pers," katanya.
Asep Abdullah, koordinator aksi mengatakan, aksi itu adalah bentuk dukungan dari para jurnalis Solo terhadap jurnalis Riau. Seluruh wartawan Solo mendukung penuh langkah para korban penganiayaan oknum TNI AU untuk membawa kasus itu ke jalur hukum. "Kekerasan serupa juga sering terjadi di Solo. Sanksi tegas pada kepada pelaku akan membuat kasus seperti itu tak terulang lagi dikemudian hari," ujarnya. (*)