Rohani Kristen
Pdt Frangky: Gereja Mulai Kehilangan Jati Diri
Doa yang mempersatukan telah menjadi refleksi teologi, tentang pergumulan gereja masa kini, yang sering kali hidup dalam berbagai kepentingan
Laporan Wartawan Tribun Manado Robin Tanauma
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Doa yang mempersatukan telah menjadi refleksi teologi, tentang pergumulan gereja masa kini, yang sering kali hidup dalam berbagai kepentingan yang terjadi perpecahan, sikap yang cenderung menganggap lebih baik dan benar dari yang lain, sering menjadi pemicu yang ada di gereja.
Berbagai penilaian sepihak, sering membuat gereja terkotak-kotak, terlebih lagi gereja yang diperalat kepentingan politik tertentu, maka gereja mulai kehilangan jati diri sebagai garam dunia.
Hal ini disampaikan Pdt Frangky Montolalu STh, dalam khotbah ibadah Minggu sekaligus dalam rangkaian kegiatan pelantikan dewan pimpinan daerah (DPD) gerakan angkatan muda kristen indonesia (GAMKI) Sulawesi Utara, periode 2012-2015 di gedung gereja jemaat GMIM Abraham Sario Sentra, Minggu (14/10/2012) malam.
Dikatakannya, bahwa Doa Yesus seharusnya menjadi inpirasi dari gereja masa kini, untuk kembali pada tugas panggilan yang sesungguhnya, gereja harus kembali beratu, Yesus jadi kepala dari persekutuan hidup orang percaya, belajar keteladanan, melayani, berdoa bersama.
"Dengan begitu, perbedaan mampu diharhgai dihormati, sehingga kerinduan Yesus untuk kesatuan hidup bersama Bapa di sorga dapat terjadi," ujar Pdt Frangky Montolalu dalam khotbahnya
Menurutnya, kitab Yohanes, sesuai kitan dalam bacaan khotbah, sering disebut hasil refleksi teologi dari penulis tentang misi Yesus, injil dapat dilihat ringkasan Yesus secara teologis untuk memperkenalkan Yesus sebagai anak Allah dan mesias yang dijanjikan dan dinantikan.
"Injil ini bentuk penafsiran abad kedua, di tahun 70-100 M, dipengaruhi pemikiran Yahudi, pasca kehancuran Yerusalem oleh pemerintah Roma," jelasnya. (obi)