Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Perekonomian

Harga Minyak Melorot di Bawah 90 Dollar AS

Harga minyak dunia merosot pada Jumat (5/2012) waktu setempat, (Sabtu pagi WIB), meskipun data lapangan kerja di Amerika Serikat membaik

Editor:
zoom-inlihat foto Harga Minyak Melorot di Bawah 90 Dollar AS
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi
TRIBUNMANADO.CO.ID,NEW YORK - Harga minyak dunia merosot pada Jumat (5/2012) waktu setempat,  (Sabtu pagi WIB), meskipun data lapangan kerja di Amerika Serikat membaik, karena pasar sangat terganggu oleh kekhawatiran melemahnya permintaan.

Kontrak utama New York,  minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) atau light sweet untuk pengiriman November, merosot 1,83 dollar AS menjadi ditutup pada 89,88 dollar AS per barel.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November mundur 56 sen menjadi 112,08 dollar AS per barel pada akhir perdagangan di London.

Pasar jatuh karena banyak pedagang menguangkan beberapa keuntungan mereka dari kenaikan hari sebelumnya, ketika harga "rebound" (berbalik naik) hingga empat dollar AS per barel. Sementara itu laporan positif payroll (pembayaran gaji) di Amerika Serikat -- konsumen minyak terbesar di dunia -- gagal untuk menghilangkan kekhawatiran permintaan energi.

"Meskipun terjadi kenaikan kuat di pasar ekuitas dan melemahnya dolar, harga minyak telah merosot kembali dari tertinggi kemarin," ujar analis CMC Markets, Michael Hewson.

"Meningkatnya kekhawatiran tetap menjadi perhatian utama dan laporan lapangan pekerjaan AS yang membaik tidak dapat mengubah fakta bahwa permintaan terlihat lemah."

Revisi data bulan sebelumnya yang dirilis Jumat memberikan gambaran situasi jauh lebih baik dalam lapangan pekerjaan AS, membantu mendorong tingkat pengangguran turun mejadi 7,8 persen.

Namun demikian, sekalipun berita bergairah, pasar minyak AS tetap jatuh. "Harga berada di bawah tekanan karena produksi minyak di AS pada posisi tertinggi 15 tahun, sehingga itu menambah pasokan," kata Andy Lipow dari Lipow Oil Associates.

Dia juga mengutip komentar Arab Saudi yang menegaskan bahwa mereka akan mempertahankan tingkat produksi pada tingkat tinggi, dan peningkatan ekspor dari Irak sehingga menjaga pasar minyak dengan "persediaan lebih baik."

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved