Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pertambangan

Ratusan Masyarakat Poigar Adang Kapal Tongkang PT Nikita

Rencana PT Nikita melakukan tes peralatan tambang pasir besi, di desa Poigar, Jumat (5/10) urung dilakukan, karena diadang oleh masayarakat.

Penulis: Alpen_Martinus | Editor:
Laporan Wartawan Tribun Manado Alpen Martinus

TRIBUNMANADO.CO.ID,AMURANG - Rencana PT Nikita melakukan tes peralatan tambang pasir besi, di desa Poigar, Jumat (5/10) urung dilakukan, karena diadang oleh masayarakat.

Kapal besar yang memuat peralatan tambang pasir besi tersebut, hendak datang di Poigar dengan ditarik oleh tiga kapal kecil. Namun, baru berjarakng sekitar 56 kilometer dari pinggir pantai, ratusan masyarakat dari kecamatan Sinonsayang, menggunakan perahu kecil dan menyerbu kapal tongkang tersebut.

"Kapal itu datang sekitar jam setengah delapan,  masih jauh dari pandangan, masyarakat dari desa Poigar Mongondow, Nonapan, Tiberias, Poigar I dan II, Tanamon Utara, dan Tanamon Induk, langsung menolak kedatangan kapal tersebut, dengan menghalangi kapal tongkang tersebut menggunakan ratusan perahu kecil yang biasa digunakan untuk melaut," jelas Sander warga Poigar.

Bahkan ada juga yang sempat melemparkan batu ke arah kapal, yang sengaja dibawa dari pantai. Batu-batu tersebut sering digunakan melayan untuk memancing ikan."Ada yang lempar batu, tapi bukan lempar orangnya, tapi kapalnya, jadi ada kaca yang pecah tadi," jelas Roy warga lainnya.

Mendapat pengadangan tersebut, kapal tongkang spontan tidak melanjutkan perjalanan menuju lokasi tes alat, melainkan langsung putar arah kembali ke arah saat kedatangan yaitu ke pelabuhan Amurang."Mereka langsung pulang, tidak jadi melakukan tes alat tersebut," kata dia.

Pengadangan tersebut, merupakan bentuk penolakan masyarakat terhadap penambangan pasir besi."Sudah berulang-ulang kami sampaikan penolakan, tapi masih saja mereka memaksa, ya jadinya seperti ini," ucap Like Watung warga Poigar.

Dijelaskannya, masyarakat mengkhawatirkan tempat mereka tinggal akan hilang jika tambang pasir besi masuk."Kami takut desa kami tenggelam, karena sudah ada pengalaman tahun 2006 ada yang ambil pasir di pantai, akhirnya rusak, dan bagian yang lain turun dan tenggelam, maka kami dengan keras menolak tambang pasir besi," jelas dia.

Selain itu, dikhawatirkan juga, nelayan akan kehilangan pekerjaan mereka."Kami khawatirkan juga racun yang akan digunakan untuk mengambil pasir besi, ikan-ikan akan mati, dan otomatis nelayan sudah tidak bisa melaut lagi, seperti yang terjadi di Bolmong," jelasnya.

Masyarakat mengharapkan, agar kedatangan tersebut merupakan yang terakhir kalinya."Tadi kami sudah diingatkan agar tidak buat anarkis, tapi kalau berikut masih datang lagi, ya kami tidak bertanggungjawab apa yang akan masyarakat perbuat," jelas dia.,

Ia menambahkan, masyarakat akan bersatu, menolak tambang pasir besi."Apapun bentuknya, dan tawaran apapun, kami tetap menolak penambagan pasir besi," jelasnya.

Seperti diketahui, lokasi yang hendak dijadikan untuk pemabangan pasir besi PT Nikita adalah, laut Poigar I dan II, Tanamon Utara dan Tanamon Induk.

Sementara itu, pihak perusahaan PT Nikita, melalui Izrawan Direktur Operasional,  nampaknya belum mau memberikan keterangan, pasalnya saat coba dikonfirmasi melalui telepon, tidak mau menjawab. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved