Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pertambangan

Kotoran Sapi, Hadiah Untuk Bupati Minut

Dalam aksinya para demontransi menilai sikap DPRD dalam menyambut massa tidak mencerminkan rasa kepedulian.

Editor:
Laporan Wartawan Tribun Manado Susanty Otodu

TRIBUNMANADO.CO.ID, AIRMADIDI - Kekecewaan warga Pulau Bangka, Kecamatan Likupang Timur, Minahasa Utara (Minut) sudah tidak bisa ditahan lagi. Berulang kali melakukan upaya dengan cara baik-baik tetapi tidak digubris. Aksi demontrasi kembali menjadi aksi pilihan. Tak lupa para demonstransi membawa hadiah spesial untuk Pemerintah Kabupaten Minut dengan kotoran sapi, Selasa (2/10/2012).

Aksi demontransi terdiri dari ratusan masa yang tergabung dari warga Pulau Bangka dan simpatisan pemerhati lingkungan hidup. Semula aksi damai dilakukan di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah(DPRD) Minut. Massa disambut oleh Anggota DPRD Herman Papia dengan janji akan mencari jalan keluar untuk persoalan penolakan warga terhadap keberadaan PT Mikro Metal Perdana yang merupakan perusahaan tambang biji besi.

Dalam aksinya para demontransi menilai sikap DPRD dalam menyambut massa tidak mencerminkan rasa kepedulian atau pro terhadap rakyat. Massa kemudian bertolak ke Kantor Bupati untuk bertemu dengan Bupati Minut Sompie Singal. Tujuannya untuk mendesak Bupati agar mencabut kembali izin eksplorasi yang kembali dilakukan perpanjangan operasi.

Tim petugas gabungan dari Satuan Polisi Pamong Praja Minut dan Samapta serta Sabhara Polres Minut dikerahkan. Namun barusan petugas tak menjadi penghalang massa yang dikomando aktifis wanita Arya Rahman untuk menduduki kantor Bupati.

Teriakan-terikan kekecewaan sontak keluar dari para demontransi secara bergantian. Bahkan sang orator dengan lantang meneriakan kata-kata yang menyatakan Bupati tidak tahu balas budi.

"Bupati tidak tahu balas budi, Bupati lebih memilih berpihak pada investor Cina", teriak para orator. Tak hanya itu masih banyak kata-kata pedas yang dilontakan dengan terang-terangan yang ditujukan kepada orang nomor satu di Minut.

Massa merasa dipanas-panasi ketika para petugas keamanan terus menghadang. Sebuah kantong plastik yang berisikan kotoran sapi kemudian dikeluarkan dihadapan petugas. Kotoran sapi dijadikan hadiah kepada Bupati sebagai bentuk ucapan terima kasih atas kebaikan Bupati dari warga Pulau Bangka.

Aksi tarik menarik dan saling dorong akhirnya tak dapat dihindari ketika Kepala Satpol PP, Arnolus Didi Wolayan turun melerai. Tak lama situasi mulai kondusif dan masa langsung dibubarkan. Personil Polres Minut masih turut mendapingi.

Sejumlah warga Desa Kahuku yang turut ikut dalam aksi demo mengatakan jika suatu saat terjadi petumpahan darah karena PT MMP masih beroperasi maka pemerintahlah yang menjadi penyebabnya. Warga akan siap menjadi saksi sejarah tragedi berdarah seperti di Kota Bima Nusa Tenggara Timur.

"Ini akan menjadi tragedi jilid dua dan itu akan terjadi di Pulau Bangka," ungkap warga yang mengaku bernama Lizi.

Mengetahui aksi demo, Bupati Minut Sompie Singal melalui Kabag Humas Sem Tirayoh mengatakan sangat menyesali adanya aksi demo yang menjurus ke sikap anarkis. Hingga kini Pemkab khususnya bupati mengakui sangat mencintai warga Pulau Bangka. Oleh sebab itu warga diminta agar jangan salah kaprah atas kata eksplorasi.

"Izin dari Pemkab adalah ijin Exsplorasi atau jika diibaratkan seperti mendiagnosa suatu penyakit. Melalui sampel yang sudah ada nanti akan diketahui apa penyakitnya. Percayalah kepada pemerintah karena walaupun bagaimana Pulau Bangka tak mungkin dibiarkan. Sebab dari eksplorasi menuju ke eksploitasi masih butuh tahap yang lama dengan kajian yang matang," jelas Tirayoh.

Sedangkan sejumlah pejabat satu di antaranya Sekda Johanis Rumambi nampak enggan menghadapi massa.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved