Minahasa Utara
Onaltje Boyong Putri Ke Sangihe
Perjuangan seorang ibu Onaltje Kasode (43) untuk menyembuhkan anaknya Saputri Makikoko (5) yang mengidap penyakit kanker darah
Laporan Wartawan Tribun Manado Susanty Otodu
TRIBUNMANADO.CO.ID, AIRMADIDI - Perjuangan seorang ibu Onaltje Kasode (43) untuk menyembuhkan anaknya Saputri Makikoko (5) yang mengidap penyakit kanker darah atau Leukemia tak pernah berhenti. Belum berani melihat anaknya dikemoterapi Onaltje kemudian memutuskan untuk pergi ke kampung halamannya di Kepulauan Sangihe.
Menurut informasi yang dihimpun Tribun Manado dari anak menantu Onaltje, Ria Dalihade mengatakan Onaltje dan anaknya Putri berangkat ke Sangihe pada Jumat (28/9). Onaltje berencana balik pada Minggu (30/9) malam.
"Sekarang (Minggu malam) sudah dikapal balik ke Manado. Senin pagi mungkin mereka (Onaltje dan Putri) sudah ada dirumah. Ke Sanger (sebutan Pulau Sangihe) untuk mengambil obat-obat herbal buat Putri," jelas Ria pada Tribun Manado, Minggu (30/9).
Satu hari sebelumnya, tepatnya Sabtu (29/9) tim dari Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Minahasa Utara (Minut) dan tim dari Puskesmas Airmadidi sudah turun ke lapangan atau tepatnya di kediaman Olantje dan Putri di Desa Kawangkoan, Jaga II, Kecamatan Kalawat, Minut. Namun sayangnya kedua tim kesehatan tersebut tak sempat bertemu dengan Onaltje dan Putri karena telah berangkat ke Sangihe.
Kepala Dikes Minut, Dr Sandra Rotti mengatakan upaya saat ini dari pihak Dikes sedang membujuk agar orang tua Putri mau kembali mengajak Putri untuk dirawat di Estela RSUD Prof Kandou tempat pengobatan khusus anak-anak penderita kanker.
Sebab setelah dilakukan pengecekan dilapangan, kepulangan Saputri bukanlah karena faktor biaya. Tetapi karena pihak keluarga khususnya orang tua Putri belum siap Putri di kemoterapi.
"Soal biaya sudah terbuka lebar, dan sudah ada solusinya. Saputri sudah punya Jamkesda, jadi biaya bukan jadi kendala lagi. Selanjutnya Senin (1/10) nanti kita akan kembali ke rumah Putri untuk membujuk orang tua dan keluarga, agar Putri bisa dirawat di Estela," jelas Rotti.
Dalam kasus ini Rotti mengatakan pihak Dikes tak bisa disalahkan. Karena Dikes telah bekerja maksimal dan berupaya memberikan keringanan biaya pengobatan melalui Jamkesda. Dikes pun telah turun lapangan untuk melihat kondisi ekonomi dan keluarga Putri. Hingga kini Dikes masih dalam proses upaya membujuk keluarga dan orang tua Putri untuk melakukan pengobatan medis yang sesuai dengan penyakitnya.
Hal serupa juga dikemukakan oleh Ketua Ikatan Perawat Anak Indonesia Provinsi Sulut yang juga Kepala Rutan Pusat Kanker Anak Estella, Konda S Tawalujan. Ia berharap agar Putri dan ibunya benar-benar akan kembali pada hari ini, Senin (1/10). Sebab sudah beberapa kali pasien Estela berasal dari Sanger pulang paksa dan tidak kembali karena lebih memilih pengobatan alternatif. (nty)