Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Rohani Kristen

Pastor Yonas Mengajarkan Cinta Tak Bersyarat

Pastor Yonas Adtjas Pr mengungkapkan kehadirannya dalam Bina Iman KMK Santa Theresia

Penulis: | Editor: Andrew_Pattymahu

Laporan Wartawan Tribun Manado David Manewus

TRIBUNMANADO. CO.ID,MANADO-Pastor Yonas Adtjas Pr mengungkapkan kehadirannya dalam Bina Iman KMK Santa Theresia Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi di Lembah Doa El Shadai Suwaan Minggu (9/9/2012) merupakan  bukti cinta tanpa syarat (Unconditional Love) kepada  panitia dan peserta.

Ungkapan ini diberikan Yonas s aat memberikan renungan Misa saat penutupan Bina Iman bagi mahasiswa baru dari fakultas itu. Yonas mengatakan ia sudah memimpin misa di gereja Katolik Maumbi dan Perumahan Daerah Kawangkoan Permai. Tapi kemudian dia ditelepon seseorang yang tidak ia kenal untuk memimpin misa di bina iman. "Saya menyanggupi untuk datang karena saya memiliki cinta yang tak bersyarat kepada anda. Semangat untuk mencintai tanpa syarat itu membuat anda yang berkumpul di sini bisa ada bersama untuk kehidupan. Walaupun memang saya lihat semangat itu belum ada karena menyanyinya masih pelan,"kata Yonas yang diikuti tawa yang hadir.

Menurutnya cinta tanpa syarat membuat orang untuk berubah. Orang bisa berubah karena ada keinginan dalam hati. Gereja itu hidup bukan hanya karena ada bangunan tapi karena ada karena hati. "Gereja di Unsrat juga bisa berkembang karena hati kalian. Karena di sini seperti bacaan saat ini ada yang mungkin bisu dan tuli. Tapi bisu dan tuli hatinya,"ujar Yonas

Paus Benediktus XVI baginya telah memberikan kata-kata yang bermakna untuk berubah. Benediktus berkata semua harus memiliki hati untuk melihat. Hati itu untuk melihat masa depan. "Di sini kamu mulai berpikir bawa di sini masa depanmu. Saat kuliah di Unsrat kamu mulai mengerjakan masa depanmu. Dan kemudian masa depan itu akan ada,"kata Yonas

Yonas kemudian menceritakan pengalamannya saat melihat jalur kereta api di Makati, Filipina. Di Filipina itu di kereta api yang lewat tertulis kata Stop, Listen dan See. Kata-kata itu menurutnya sangat menyentuh hatinya. "Stop itu berarti berhenti untuk melihat mana yang baik dan mana yang tidak baik. Kalau di tempat kuliah biasanya karena banyak tugas orang menjadi galau atau gatal. Gatal itu kepanjangan dari Galau Total,  bukan sesuatu yang harus digaruk. Nah di situ banyak orang melakukan hal yang tidak baik. Ingat bukan ijazahnya yang penting tapi karakter yang baik tercipta saat itu,"jelas Yonas yang juga diikuti tawa.

Mengenai Listen, Yonas menyebut mahasiswa baru harus banyak mendengar. Di malam hari harus berdoa untuk mendengarkan kata-kata yang baik. Tapi juga mendengarkan kembali kata- kata yang tidak baik untuk diperbaiki. "Saat ini kita harus lebih banyak mendengarkan apa yang baik. Karena generasi sekarang merupakan generasi yang narcis. Penampilan diutamakan dan kadang menjerumuskan. Dengar nasihat orang tentang itu,"kata Yonas

Selain itu, Yonas mengatakan mahasiswa baru harus banyak see. Artinya, melihat apa yang baik. "Bukan melihat saat ujian nomor lima atau nomor tujuh. Karena itu berarti  tidak jujur. Lihatlah apa yang baik,"kata Yonas.

 Putu Rivan (18), ketua panitia setelah misa kemudian mengatakan kepada Tribun Manado  Kegiatan ini diikuti oleh sembilan laki-laki dan tiga belas perempuan. Ia kemudian mengatakan kegiatan ini memang seperti yang dikatakan pastor untuk berkumpul bersama memberikan hati bagi kemajuan Gereja. "Saya senang bisa berkumpul bersama saudara seiman. Ini juga lebih mendekatkan diri pada Tuhan,"kata Putu. (dma)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved