Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Infrastruktur

Jalan Menuju Kantor Camat Likupang Selatan tak Layak

Akses jalan ke kantor Camat Likupang Selatan (Liksel) sangatlah tak layak untuk dilewati.

Editor:
Laporan Wartawan Tribun Manado Susanty Otodu

TRIBUNMANADO.CO.ID, AIRMADIDI - Akses jalan ke kantor Camat Likupang Selatan (Liksel) sangatlah tak layak untuk dilewati. Letaknya yang berada di tengah area perkebunan dan harus menyebrang jembatan yang hanya ditimbuni batu tanpa ada tanda-tanda penyelesaian pembangunan jembatan menjadi keluhan warga setempat. Apalagi kantor camat merupakan pusat untuk mengurusi segala keperluan administrasi.

Ali Hanapu warga Desa Kaweruan mengeluhkan kondisi akses jalan ke kantor camat yang harus melalui jembatan darurat berjarak 300 meter dari jalan raya. Ia sempat mengurungkan niatnya ketika hendak mengurus surat di Kantor Camat Liksel karena melihat kondisi jembatan yang sangat membahayakan keselamatannya.

Jika pejalan kaki saja keselamatannya tidak terjamin apalagi para pengendara sepeda motor dan kendaraan roda empat. Secara otomatis jembatan darurat yang dibangun meski nampak lebar tapi tak bisa dilalui oleh para pengguna jalan yang menggunakan kendaraan.

"Saya sempat mengurungkan niat untuk mengurus surat karena letak kantor yang di tengah perkebunan dengan jalan yang tidak layak kami para warga lalui. Kiranya pemerintah memperhatikan kantor camat kami ini agar pelayanan tak terhambat," ungkapnya pada Tribun Manado.

Camat Liksel, Yorry Alfons Tintingon mengatakan bahwa akses jalan dan bangunan kantor camat yang sejak diresmikan pada Januari 2011 lalu, dari masa kepemimpinan Alfret Pusungulaa kondisinya sudah seperti saat ini. Akses jalan tak layak, bangunan tak terurus, halaman kantor sering dibanjiri becek, tak ada fasilitas listrik serta perlengkapan dan peralatan kantor terbatas.

"Jalan yang didepan kantor saja tinggal inisiatif sendiri, menaruh (meletakkan) batako agar bisa dilalui baik warga yang mau ke kantor camat serta para pegawai karena berlumpur. Apalagi kelengkapan didalam ruangan yang belum ada penerangan seperti listrik dan meja hanya enam buah sudah termasuk meja camat dengan total pegawai ada 19 orang," tuturnya.

Agar pekerjaan tetap terus berjalan dengan lancar, Camat dan para pegawai mencoba mensiasatinya dengan menyambung listrik dari rumah warga yang dekat dengan kantor camat. Selain itu untuk pengerjaan administrasi, masing-masing membawa laptop pribadi yang telah terisi baterai agar bisa digunakan bekerja meski tanpa listrik.

Masalah inipun pihak Camat sendiri telah menyampaikannya secara langsung kepada pemerintah Kabupaten Minut melalui Asisten Satu Marthino Dengah.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved