Jelang Ramadan
Awali Puasa dengan Ziarah
PERKAMPUNGAN Jawa-Tondano (Jaton) yang berada di Kecamatan Tondano Utara tidak bisa lepas dari sejarah perkembangan Minahasa.

PERKAMPUNGAN Jawa-Tondano (Jaton) yang berada di Kecamatan Tondano Utara tidak bisa lepas dari sejarah perkembangan Minahasa. Berkembang sejak 1829, daerah tersebut telah menjadi komunitas perkampungan muslim pertama di Sulawesi Utara.
Perkampungan tersebut didirikan oleh seorang pejuang asal Jawa Tengah bernama Muslim Muchammad Chalifah atau yang dikenal sebagai Kyai Modjo. Kyai Modjo mulai menempati daerah tersebut dalam masa pengasingan oleh Belanda. Bersama 63 pengikutnya, panglima perang Pangeran Dipenogoro ini melalui hari-hari ditempat yang jauh dari tanah kelahiran.
Kedatangan rombongan Kyai Modjo ini menjadi awal perkembangan agama Islam di Minahasa. Selama tinggal dilokasi tersebut, para pengikut Kyai Modjo kawin dengan wanita Minahasa. Proses perkawinan ini membuat jumlah penduduk didaerah tersebut menjadi lebih banyak.
Tinggal didaerah yang baru tidak membuat rombongan ini melupakan tradisi dan ajaran agama yang mereka anut sejak tinggal di Jawa. Ajaran agama Islam terus mereka amalkan setiap hari. Seiring perkembangan jaman, komunitas tersebut terus tumbuh didaerah tersebut. Saat ini daerah tersebut dikenal sebagai Kelurahan Kampung Jawa, namun lebih populer dengan sebutan Jaton.
Setiap memasuki bulan Ramadan, suasana lain menyeruak dari kelurahan tersebut. Imam Masjid Nurul Yaquin, Abdul Hamid Jahiji mengatakan, tradisi yang dilakukan umat muslim di Minahasa tidak jauh berbeda dengan tradisi umat muslim lain diseluruh Indonesia. Menurutnya, kegiatan yang dilakukan seperti buka puasa bersama di masjid, melakukan tadarus Alquran, sholat taraweh, serta kegiatan lain yang lekat dengan kegiatan rohani.
Selain kegiatan tersebut, Jahiji menjelaskan, tradisi lain yang tidak pernah dilupakan adalah 'pungguan' atau melakukan ziarah ke makam kerabat. Menurutnya, kegiatan pungguan ini dilakukan beberapa hari sebelum pelaksanaan puasa. Menurutnya, saat itu hampir semua umat muslim di Tondano dan kerabat mereka diluar Tondano berkumpul bersama untuk berdoa bersama dimakam orangtua atau kerabat.
"Kegiatan pungguan menjadi tradisi yang terus dilakukan jelang puasa. Dalam kegiatan ini semua umat muslim dari Tondano berkumpul untuk bersilaturahmmi. Tradisi ini terus terpelihara sampai saat ini," ujarnya.
Selain tradisi yang berkaitan dengan ibadah, persoalan makanan juga menjadi perhatian yang tidak kalah penting. Joel Polutu mengatakan, sehari sebelum pelaksanaan puasa, hampir semua keluarga mempersiapkan menu khusus. Hampir semua keluarga pasti memasak ayam untuk disajikan pada makan malam atau sahur untuk memasuki puasa hari pertama.
"Warga terbiasa memasak ayam untuk dijadikan lauk makan malam atau sahur. Tapi menu yang dimasak biasanya sederhana, misalnya dibakar. Jangan terlalu pedas atau menggunakan banyak santan," ujarnya.