Lalu Lintas
Ikuti Praktik Safety Driving Wiwin Gugup
Perasaan gemetar bercampur tak percaya dirasakan oleh Wiwin Hamisi (37)
Penulis: Christian_Wayongkere | Editor:
TRIBUNMANADO.CO.ID, BITUNG - Perasaan gemetar bercampur tak percaya dirasakan oleh Wiwin Hamisi (37), pasca mengikuti praktik Safety, Defensive Driving Training atau sosialisasi pelatihan keselamatan berkendara. Kegiatan ini dipaparkan dan dipratikkan oleh Safety and Defensive Consultant (SDC) Indonesia di jalan Sam Ratulangi Bitung atau tepatnya di depan Balai Prajurit, Selasa (17/7/2012). "Aduh susah saat mengemudikan mobil dalam keadaan mundur sambil menghindari Ken (istilah dalam slalom) yang terpasang ditengah jalan," kata Wiwin usai turun dari Mobil Avansa yang digunakannya dalam praktik.
Selain itu ia mengaku sempat mencucurkan keringat saat mencoba melalui rintangan jalan yang dipasang Kun seperti trek lurus zig-zag, mundur, berputar membuat angka delapan dan ketepatan memberhentikan kendaraan. "Berkeringat dingin bercampur gugup sampai-sampai saya sudah tidak bisa turun dari mobil," tambahnya. Didampingi pe slalom handal Nasional asal Bitung Santi Luntungan nampak teliti dan berhati-hati melalui rintangan yang dipersiapkan oleh panitia pelaksana diatas track sepanjang 200 meter. "Syukur bisa menyelesaikan dengan baik meski sempat menyentuh beberapa Kun hingga roboh," tandasnya. Sementara itu perserta lainnya mengaku banyak memperoleh manfaat dari pelaksanaan sosialisasi dan praktik tersebut. "Yang paling bagus pada saat ujian praktik dijalan raya mempraktikkan teori yang telah disampaikan oleh para intruktur," kata Rinto Balango.
Menurut pengemudi mobil dinas asisten II pemko Bitung dirinya bisa memperoleh banyak hal dalam mengemudi mobil yang baik dan benar. "Disini kami diajarkan untuk bagaimana cara mengendara yang baik mengenal kendaraan dan isi kendaraan serta teknik-teknik mengemudi dalam keadaan capat dan lambat," tuturnya. Sementara itu dari pihak SDCI Jakarta menjelaskan berbagai hal tentang yang bisa dan yang tidak bisa dilakukan dalam dan sementara berkendara. "Menerima telpon paling bahaya dalam berkendara, saat bunyi pertama pikiran kita terganggu ingin mengetahui siapa yang telpon dan lainnya.
Kemudian berapa detik kita hilang kedepan hingga mengalami kecelakaan," tutur Arief Asmanoe Rally Specialist Chief Trainer Safety. Menurutnya inilah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari saat berkendara mobil dijalan sehinga perlu untuk diperhatikand agar tidak dilakukan. "Saat berkendara dilarang minum dan makan dalam. Jangan terlalu dekat dengan kendaraan didepan, harus ada ruang untuk menghindar," tambahnya. Dalam kesempatan tersebut bersama dengan instruktur lainnya diantaranya Sony Susmana Slalom specialist senior trainer safety, Anggana OHP slalom drifting specialist senior trainer safety dan Julyand Sejahtera Free Styler motor specialist, menjelaskan bagaimana cara untuk memegang kemudi dengan baik dan benar sebelum dan sementara berkendara. "Sebelum pegang setir mobil kedua lengan tangan diletakan dibagian atas setir mobil, kemudian turun kearah jam 3 dan 9 sehingga lengan tangan membentuk sudat 30 derajat dengan posisi jari jempol menghadap kebagian depan wajah," tuturnya.
Terpisah menurut Anggana OHP sejumlah perserta yang mengikuti praktik masih tedapat kesalahan yang muncul akibat kebiasaan dalam mengendarai mobil. "Para peserta sebagian besar masih sering slip kopling," kata Juara Slalom Asia 2012. Ia menambahkan dalam mengemudi mobil perlu diperhatikan posisi kaca spion yang ada dibagian kiri dan kanan mobil. "Mereka masih sering salah dalam pengaturan kaca spion yang belum para blank spotnya," tandasnya. Diakhir kegiatan dipertunjukan aksi slolom dari Santi Luntungan dan Anggana dengan memacu kendaraan yang dibuat berkolek dengan kecepatan tinggi. Aksi tersebut membuat detak kagum para penonton yang ikut menyaksikan pertunjukan tersebut.