DBD
Fandi : Dinkes Kotamobagu Lambat Tangani DBD
Harus lapor dulu kelurahan, kemudian ke puskesmas. Mereka kemudian turun dulu, lalu baru ke Dinkes untuk fogging.
Penulis: | Editor:
TRIBUNMANADO.CO.ID, KOTAMOBAGU - Warga Kotobangon menyayangkan penanganan demam berdarah dengue (DBD) oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotamobagu. Berbelit-belitnya proses penangan penyakit tersebut membuat jatuh korban pada Maret ini.
"Harus lapor dulu kelurahan, kemudian ke puskesmas. Mereka kemudian turun dulu, lalu baru ke Dinkes untuk fogging," ujar Fandi Kamaru, warga Kotobangon, Rabu (21/3/2012)
Menurut dia, laporan DBD ini kerap disampaikan. Namun, jarang sekali langsung ditanggapi. "Beberapa kali, kami meminta melakukan fogging, namun baru ada korban, Dinkes melakukan pengasapan," tandas dia.
DBD sudah makan korban. Nyawa Desi Mawarni Mongilong (11), warga Kotobangon, tak tertolong setelah menderita DBD sejak Sabtu pekan lalu. Putri pasangan Kadri Mongilong dan Letty Manoppo ini meninggal di perjalanan menuju RS Kandou Manado, Rabu (21/3/2012).
"Padahal anak itu sebelum terkena DBD sangat sehat, gemuk dan lucu. Sebelumnya, anak itu sempat dirawat di RS Kesdim, Kotamobagu. Namun karena semakin parah, makanya dirujuk ke RS Kandow," ujar Fandi yang juga tetangga orangtua Desi.
Terpisah, Kepala Dinkes Kotamobagu Salmon Helwelderry mengakui adanya korban akibat DBD. Dia mengharapkan masyarakat untuk lebih memperhatikan gejala-gejala DBD s ehingga dapat ada penanganan.
Dia mengaku pihaknya sudah menyosialisasikan keadaan gejala-gejala DBD."Bahkan, kami sudah membuat pemberitahuan di media massa. Bila sudah ada demam tinggi, kemudian juga ada tanda merah-merah di kulit serta mimisan, itu harus diperhatikan," kata dia.
Untuk kasus di Kotobango, Salmon mengatakan pihaknya sudah melakukan pengasapan. Hal serupa akan dilakukan lagi sepekan kemudian. "Pengasapan itu hanya mematikan nyamuk dewasa tapi jentiknya tidak. Untuk itu, 3M plus juga harus dilakukan," kata dia.
Sebelum kasus DBD yang menimpa Desi, Dinkes Kotamobagu catat sudah ada 16 kasus demam berdarah yang terjadi. Maret tedapat dua kasus; Januari enam kasus dan Februari meningkat delapan kasus.
Ada pun total kasus DBD tahun 2011 adalah 94 kasus. Pada tahun tersebut tidak ada sampai ada korban yang meninggal. Sementara jumlah kasus tahun 2010 capai 144 dan dua di antaranya sampai meninggal dunia.
Salmon minta agar warga tetap waspada terhadap penyakit tersebut, apalagi pada musim penghujan seperti sekarang. Langkah antisipasi mutlak dilakukan, seperti dengan menjaga lingkungan tetap bersih dan terpelihara.
"Tempat air tergenang agar selalu di kuras secara teratur, menguburkan kaleng-kaleng bekas, botol, pot bunga dan sebaginya. Selain itu warga juga diimbau agar senantiasa menutup tempat air dan sampah-sampah," kata dia. (suk)