Unjuk Rasa
Demonstran Minta BBM Jangan Naik !
Kami tolak BBM naik, jangan sengsarakan kami.
Penulis: Alpen_Martinus |
TRIBUNMANADO.CO.ID, AMURANG - Keheningan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Minahasa Selatan terusik oleh aksi ratusan masyarakat Minsel yang datang untuk melakukan unjuk rasa. Para demonstran datang dengan membawa umbul-umbul, serta ada juga yang memakai ikat kepala.
Para demonstran meminta agar harga bahan bakar minyak tidak dinaikkan."Kami tolak BBM naik, jangan sengsarakan kami!" Teriak seorang pendemo. Masa juga melakukan aksi bakar ban.
Pasalnya para pendemo merasa, kebijakan yang diambil oleh pemerintah terlalu mengada-ada."Kalian yang senang, namun kami yang sengsara," terikanya.
Masa kemudian mencoba masuk ke dalam gedung DPRD, namun berusaha dihalangi oleh puluhan pasukan pengendali masa (Dalmas) yang terdiri dari anggota Polsek Amurang dan anggota Polres Minsel, yang disiagakan sejak awal.
Merasa pergerakan mereka dibatasi, akhirnya pendemo mulai emosi, dan berusaha menerobos dengan mendorong."Majuuuuu!!" Teriak pimpinan pendemo.
Kapolsek Amurang AKP Achmad Sutrisno yang berada di lokasi, mencoba menenangkan masa, dibantu dengan beberapa orang polwan."Tolong tenang, dan jangan anarkis," kata dia.
Namun sayangnya permintaan tersebut tidak digubris, masa semakin anarkis bahkan mulai melakukan pelemparan sehingga sangat susah dikendalikan, akhirnya Kapolsek Amurang meminta bantuan ke Polres, dan langsung direspons cepat oleh Kapolres Minsel AKP Sumitro dengan menurunkan pasukan pemukul masa.
Sekitar 15 menit, pasukan pemukul masa tiba dengan perlengkapan tameng dan pentungan juga bersama kendaraan water canon dari unit Sabhara dan reskrim polres Minsel dipimpin oleh Kapolres, langsung mengambil alih posisi, dan membentuk pagar tameng, sedangkan pasukan pagar betis mundur."Kami minta jangan anarkis," imbau Kapolres Minsel.
Sontak, hal tersebut semakin membuat demonstaran marah, dan lemparan batu, kayu ke arah petugas menjadi pelampiasan. Tak jarang mereka maju dan memberikaan tendangan dan pukulan kayu ke arah barikade polisi yang berusaha tetap tenang di balik tameng."Serbuuu!!" Teriak demonstran yang semakin liar.
Barikade polisi langsung membentuk pertahanan tameng untuk menangkis lemparan dan pukulan warga. Setelah itu perlahan mulai bergerak maju untuk memukul mundur warga.
Kendaraan water canon kemudian maju di antara barikade polisi dan menyemprotkan air ke arah masa untuk memecah konsentrasi. Alhasil demonstran sempat terpecah namun kembali lagi.
Masa terus dipukul mundur dengan bantuan water canon, sampai akhirnya masa merasa terdesak dan membubarkan diri. Demonstrasi tersebut, dua orang terluka karena terkena pentungan polisi, namun sudah dilarikan ke rumah sakit menggunakan ambulance yang sudah disiapkan.
Setelah selesai melakukan tugas, akhirnya para demonstran dan anggota dalmas berkumpul untuk mendengarkan arahan dari Wakapolda Sulut Kombespol JM Simatupang terkait simulasi pengendalian masa yang baru saja dilaksanakan. Simulasi tersebut dinilai, karena merupakan lomba Dalmas antar polres se Sulut.
Dalam arahannya, Wakapolda Sulut Kombespol Drs JM Simatupang mengatakan, lomba simulasi pengendalian masa ini dilaksanakan bukan karea masyarakat Sulut khususnya Minsel suka kekacauan."Namun justru karena masyarakat menghendaki hidupnya bahagia damai dan sejahtera," jelasnya.
Ia menambahkan, keamanan merupakan modal utama dalam melaksanakan pembangunan."Supaya aman harus ada upaya dan kerjasama bersama masyarakat, dan Polri sebagai ujung tombak terdepan," jelasnya. Dan untuk melakukan tugas pengamanan seorang anggota Polri harus terlatih dan bisa diandalkan."Tanpa latihan, tidak mungkin tercipta keamanan, dan simulasi ini merupakan bentuk demonstrasi dan sosialisasi bagaimana keadaan aman diciptakan," jelas dia.