Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Hari Perempuan Sedunia

Aliansi Perempuan Sulut Demo DPRD Sulut

Puluhan perempuan melakukan unjuk rasa dalam rangka Hari Prerempuan Internasional Sedunia yang jatuh pada 8 Maret 2012.

Penulis: | Editor: Andrew_Pattymahu
zoom-inlihat foto Aliansi Perempuan Sulut Demo DPRD Sulut
TRIBUNMANADO/ HERVIANSYAH

Laporan Wartwan Tribun Manado Herviansyah

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO- Puluhan perempuan melakukan unjuk rasa dalam rangka Hari Prerempuan Internasional Sedunia yang jatuh pada 8 Maret 2012. Dalam aksi tersebut mereka menyeruakan tentang masuh banyaknya ekspolitasi kekerasan seksual terhadap perempuan anak.

Dalam orasi oleh satu di antara pengunjuk rasa David Katang mengatakan pertambangan yang ada di Sulawesi Utara (Sulut) telah menyengsarakan masyarakat, seperti yang terjadi di Likupang Timur maupun di tempat lainnya di Sulut. "Hal ini telah menyengsarakan masyarakat, terutama ibu-ibu," ungkapnya, Kamis (8/3/2012).

Masyarakat telah berusaha melakukan penentangan, namun ternyata sampai saat ini perusahaan tambang emas masih merajalela. "Para wakil rakyat harus memperjuangkan jangan hanya diam saja seperti sekarang ini," katanya.

Pengunjuk rasa lainnya Arya Rachman mengatakan sampai saat ini negara belum menjamin kehidupan warganya. "Negara membiarkan warganya sengsara," tuturnya.

Pendidikan yang layak, seharusnya diberikan kepada warga, tak pernah diwujudkan selama ini. Perguruan tinggi yang seharusnya mencetak sarjana-sarjana bermutu, saat ini tidak lagi. Sehingga lulusannya hanya menjadi pengangguran.

"Hal ini karena di kampus tumbuh subur korupsi oleh para pengelolanya. Mahasiswa yang kritis akan segera diberangus," ungkapnya.

Dalam aksinya para demonstran juga mempertunjukan tarian cakalele yang dibawakan seluruhnya oleh perempuan dan pembacaan puisi bertemakan perempuan.

Para pengunjuk rasa tersebut diterima oleh Ketua DPRD Sulut Meiva Lintang Salindeho, Wakil Ketua Sus Sualang, dan anggota Netty Agnes Pantouw yang menerima para pengunjuk rasa di ruang paripurna.

Sus Sualang mengatakan dirinya merasakan penderitaan terhadap perempuan, terutama kesulitan dalam mendapatkan minyak tanah, maupun gas. "Untuk masalah sengketa tanah pun, kami berencana akan memanggil Badan Pertanahan Negara (BPN)," ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut anggota DPRD Sulut juga membacakan puisi yang bertemakan perempuan, setelah sebelum membicarakan mengenai perempuan yang saat ini posisi terkadang diremehkan

Sedangkan Ketua DPRD Sulut Meiva Lintang Salendeho mengatakan akan memperjuang aspirasi yang saat ini disampaikan, terutama mengenai tambang di MSM. (erv)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved