Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Gunung Api

Di Antara Semua Gunung Api, Krakatau Terpopuler

Gunung Krakatau barangkali merupakan gunung api Indonesia terpopuler di dunia.

Editor: Andrew_Pattymahu
zoom-inlihat foto Di Antara Semua Gunung Api, Krakatau Terpopuler
KOMPAS/ LASTI KURNIA
Gunung Anak Krakatau lahir kembali dari kedalaman 180 meter, pascaerupsi tahun 1883, dan terus bertambah tinggi hingga saat ini, Perairan Selat Sunda, Rabu (17/8/2011). Gunung di tengah Perairan Selat Sunda di antara Pulau Jawa dan Sumatera ini menarik untuk dicermati, tak hanya dari atas, tapi juga dari bawah permukaan air tempat ia berada.
Gunung Krakatau barangkali merupakan gunung api Indonesia terpopuler di dunia. Bibliografi yang dibuat Brodie dan Kusumadinata pada 1982 mencatat 1.083 karangan telah dibuat terkait letusan Krakatau. Hingga kini, publikasi tentang Krakatau terus berlangsung, terutama karena Anak Krakatau yang tumbuh cepat dan sangat aktif.

Krakatau mendapatkan reputasinya terutama karena letusannya yang hebat pada 1883. Selain juga karena saat itu dunia baru saja menemukan alat komunikasi telegram sehingga kabar tentang letusan Krakatau dengan cepat tersebar dan menjadi berita hangat di berbagai koran dunia.

Tak hanya dikaji secara ilmiah, Krakatau juga menjadi sumber inspirasi karya sastra (kebanyakan ditulis orang Eropa), lukis, hingga film. Suryadi dalam pengantar bukunya, Syair Lampung Karam (2009), menyebut beberapa sastrawan Eropa yang terinspirasi Krakatau dalam karyanya seperti Ballantyne (1889), Raabe (1930), MacLean (1958), Furneaux (1964), Jacquemard (1969), dan Avalone (1969).

Adapun beberapa film yang terinspirasi Krakatau di antaranya dibuat oleh Teaching Film Custondians (1933), Twentieth Century-Fox, Joe Rock Productions (1966). Belakangan ada juga film Krakatoa East of Java yang diproduksi American Broadcasting Companies Inc, dan juga film drama dokumenter yang diproduksi kantor berita Inggris, BBC, berjudul Krakatoa The Last Days (2006). National Geographic dan beberapa stasiun televisi asing juga berkali-kali membuat film dokumenter soal Krakatau.

Dibandingkan karya orang luar, karya ilmiah, sastra, ataupun film yang dibuat masyarakat Nusantara nyaris tidak ada. Kitab Raja Purwa yang dibuat Ronggowarsito pada 1869 merupakan yang tertua yang mengisahkan Gunung Krakatau, yang dalam bukunya disebut Gunung Kapi.

Belakangan, ditemukan kembali Syair Lampung Karam, yaitu kesaksian pribumi soal letusan Krakatau pada 1883 yang ditulis dalam bahasa Melayu dan beraksara Arab. Suryadi, pengajar di Universitas Leiden, Belanda, menemukan syair ini dalam tumpukan arsip di kampusnya. Lelaki asal Sumatera Barat ini kemudian mengalihaksarakan dan menerbitkannya pada 2009. Dia menyebut catatan ini sebagai salah satu kesaksian pribumi yang paling awal dan penting, tetapi kerap dilewatkan.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved