Pertambangan
Kualitas Bijih Besi Pulau Bangka Hanya 48 Persen
Kandungan bijih besi di pulau Bangka hanya 48 persen saja, atau bisa dikatakan rendah
Penulis: Fransiska_Noel | Editor:
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Lima bulan menjalankan tahapan analisa kandungan dan kualitas bijih besi dengan mengantongi izin eksplorasi Bupati Minut di pulau Bangka kecamatan Likupang Timur, akhirnya perusahaan tambang PT Mikgro Metal Perdana membeberkan ke media hasil capaian mereka.
Kepada sejumlah media lokal dan nasional, salah seorang perwakilan perusahaan PT MMP menjelaskan bahwa hasil uji sampel bijih besi yang diperoleh baik menggunakan metode penggalian parit uji maupun pengeboran diperoleh kualitas kandungan bijih besi di pulau Bangka hanya menyentuh angka 48 persen, atau masih jauh di bawah standar yang diharapkan.
"Kandungan bijih besi di pulau Bangka hanya 48 persen saja, atau bisa dikatakan rendah," ujar staf perwakilan PT MMP yang menolak namanya dikorankan.
Menurutnya, bijih besi berkualitas tinggi paling tidak memiliki kandungan kualitas minimal 60 persen.
Meskipun demikian, dirinya mengakui hasil ini tidaklah buruk, sehingga perusahaan memutuskan tetap melanjutkan tahapan eksplorasi yang dijadwalkan akan berakhir bulan Juli 2012 mendatang. "Kami kan diberi izin eksplorasi seluas 2000 hektar, kami akan terus melanjutkan tahapan ini untuk mengetahui lebih jauh lokasi mana yang paling tinggi kandungan bijih besinya," terangnya.
Sejumlah langkah pemetaan lokasi juga diakui sementara dilakukan untuk makin memperkecil luas wilayah ke arah lokasi dengan kandungan bijih besi yang lebih melimpah. "Tujuannya agar kita makin terfokus di mana lokasi yang kita cari," ujarnya.
Dirinya mengakui perusahaan berharap tahapan ekplorasi bisa berkelanjutan sampai ke tahap eksploitasi. "Meskipun kami sadari untuk sampai ke tahapan eksloitasi perlu kajian mendalam sebelum kami diberi izin," ungkapnya.
Dengan fakta yang diperoleh di mana kualitas kandungan bijih besi hanya 48 persen saja, dirinya berharap warga pulau Bangka bisa realistis dalam menetapkan permintaan harga lahan. "Kalau permintaan mereka sampai 20 juta rupiah per meter seperti yang diberitakan maka tentu tidak sebanding dengan pendapatan perusahaan jika nanti penambangan jadi dilakukan," terangnya.
Untuk itu, menurutnya perusahaan tetap berpatokan pada harga awal yang sudah diajukan ke warga Bangka. "Tentu harga berpatokan sedikit lebih tinggi dari NJOP," ujarnya tanpa bersedia menjelaskan nominalnya.
Selain itu dirinya menegaskan, meskipun pihak perusahaan sudah membeli lahan warga yang misalnya terdapat perkebunan kelapa, tidak serta merta lahannya langsung diratakan. "Hasil perkebunan masih bisa dinikmati pemilik lahan. Bukan berarti saat lahan kami beli langsung diratakan, tentunya ada tahapan-tahapan yang harus ditempuh, sehingga pemilik lahan tetap masih bisa menikmati hasil panen kelapa dari lahan ini," ungkapnya.
Pro dan kontra yang berkembang di antara warga pulau Bangka dikatakannya tetap ditanggapi positif oleh pihak perusahaan. "Kami berharap warga bisa berpikir jernih tanpa ditunggangi pihak-pihak manapun. Kami pastikan kehadiran kami bukan untuk membawa kehancuran tetapi demi perbaikan ekonomi warga yang ada di pulau Bangka," tuturnya.
Selain menargetkan menyerap sebanyak-banyaknya tenaga kerja dari warga pulau Bangka untuk dipekerjakan pada perusahaan tambang ini dengan gaji yang manusiawi, dirinya juga memastikan perhatian terhadap pelestarian lingkungan, peningkatan pendidikan, dan peningkatan taraf hidup warga pulau Bangka menjadi fokus dan prioritas dari PT MMP.
"Kami pastikan kehadiran kami bukan hanya demi bijih besi semata tetapi juga peduli terhadap kesejahteraan warga pulau Bangka," tandasnya. (ika)