Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Jelang Natal 2011

Uniknya Sinterklas Pemuda-Remaja Eben Haezar

Ada yang unik dengan kegiatan sinterklas pemuda dan remaja Eben Haezar Kolom 8,9,10 di Jemaat GMIM Paulus TWM

Penulis: Andrew_Pattymahu | Editor: Andrew_Pattymahu
zoom-inlihat foto Uniknya Sinterklas Pemuda-Remaja Eben Haezar
TRIBUNMANADO/ANDREW A PATTYMAHU
Sinterklas Eben-haezar kunjungi anak-anak

Ada yang unik dengan kegiatan sinterklas pemuda dan remaja Eben Haezar Kolom 8,9,10 di Jemaat GMIM Paulus TWM. Umumnya perayaan tahunan tersebut sinterklas selalu mengunjungi anak-anak pada siang atau sore hari, tapi pemuda dan remaja di gereja ini merayakan dengan cara lain. Sinterklas dan suarte pit keluar mengunjungi anak-anak sejak pukul 04.00 Wita atau pagi dini hari, Minggu (4/12).

Seorang panitia penyelenggara kegiatan membunyikan sirene dari sebuah megaphone kecil. Suaranya seperti meraung-raung di keheningan pagi. Ini sebagai pertanda anak-anak dan orangtua harus segera bangun menyambut kedatangan sinterklas bersama suarte pit, badut, dan binatang peliharan mereka, seekor monkey (mongki) yang selalu beradegan liar dengan mulut yang menganga.

Suara tangis anak-anak pun pecah, orangtua sibuk membujuk mereka berharap mereka tenang kembali. Tak pelak situasi ini membuat warga dewasa di lokasi tersebut yang menyaksikannya hanya tersenyum dan ada sedikit tertawa. Dua suasana yang kontras.

Pria tua berjanggut lebat, memegang tongkat, dan berkostum ala santo mengembangkan senyum kepada setiap orang. Sementara suarte pit yang berkulit hitam memegang karung serta sapu ijuk datang untuk menghukum anak nakal. Mongki yang badannya dirantai  pun ikut menakuti anak-anak peserta kegiatan ini.

Perayaan Sinterklas unik tersebut sudah dilakukan pemuda dan remaja di lorong Kampung Kakas Tokambene, Kecamatan Wenang Kota Manado sejak berpuluh-puluh tahun lalu. Tradisi ini acap kali dilakukan setiap tahun dari generasi satu ke genarasi lainnya. Tahun ini kegiatan tersebut dilaksanakan tanggal 4 Desember.

"Kami biasanya merayakan pada tanggal 5 Desember, mengikuti tangal perayaan hari sinterklas se- dunia. Tapi tahun ini dimajukan lantaran ada anak-anak sekolah yang mengikuti ujian besok  (hari ini)," ucap kordinator kegiatan Meiby Sutikno bersama Allen V Pattymahu.

Tradisi ini juga rutin dilaksanakan lantaran sebagian warga di kompleks ini masih mempunyai darah Indo-Eropa. Masa penjajahan dulu banyak warga yang kawin mawin dengan orang-orang Eropa seperti dari Portugis, Belanda, dan Spanyol yang merupakan negeri asal si sinterklas.

Tahun ini ada sekitar 60 orangtua yang mendaftarakan anak-anaknya mengikuti acara sinterklas. Pendaftaran tidak hanya di buka di kompleks ini saja, tetapi ada peserta dari luar kawasan ini yang ikut mendaftar. Sinterklas Cs harus rela jalan kaki di pagi hari untuk mengunjungi mereka.

Kegiatan selesai sekitar oukul 08.00 Wita. Muka-muka lelah tampak dari semua personel sinterklas. Tradisi pun dilanjutkan dengan membersihkan tubuh dengan berenang di laut (Teluk Manado). Mreka terlihar enjoy walau semalam tidak tidur. Usai mandi bersama, tradisi ditutup dengan acara makan tinutuan atau bubur Manado. (andrewapattymahu).

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved