Minyak Tanah
Antrian Mitan Mengular Jalan Manado-Tomohon Macet
Antrian panjang pembeli minyak tanah di desa Pineleng membuat arus lalu-lintas di bilangan Jalan Manado Tomohon padat merayap.
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Antrian panjang pembeli minyak tanah di desa Pineleng membuat arus lalu-lintas di bilangan Jalan Manado Tomohon padat merayap.
Pengamatan Tribun Manado, Selasa (22/11/2011), antrian yang mengular panjang tidak membuat warga menyurutkan niat untuk mengantri secara disiplin dan tertib.
Ditemui, pengantre minyak tanah, Johana Mamesah, menuturkan, sudah sejak siang, pukul 11.00 Wita ikut mengantre.
"Sampai sore ini belum juga dapat. Bagaimana lagi daripada tidak bisa masak," ujarnya di lokasi antrean.
Terlihat pengantre sebagian besar dari kalangan perempuan dengan umuran merata, tua, muda dan remaja dengan dijaga dua aparat dari Koramil Pineleng. Lokasi pangkalan Minyak Tanah yang dikerumuni warga adalah atas nama Lumintang agen KUD Wenang desa Pineleng.
Senada Marina Mamento, pengantre minyak tanah menjelaskan, ikut meluangkan waktu antre karena sudah hampir dua minggu tidak peroleh minyak tanah meski dirinya telah mendapatkan konversi gas 3 kilogram.
"Saya sih sudah dapat gas konversi tapi masih rasa takut, ngeri kalau meledak," katanya. Terpisah warga lainnya yang usai mengantre, Alita Worang, menuturkan, pembelian minyak tanah per orangnya dijatah 4 liter dengan takaran per liternya seharga Rp 3400.
"Satu orang dijatah katanya supaya masyarakat bisa kebagian semua. Kalau lebih dari 4 liter tidak dilayani," katanya.
Pengamatan Tribun Manado, aktivitas antrian di agen KUD Wenang desa Pineleng berhenti saat waktu menunjukkan pukul 18.32 Wita, pasalnya minyak tanah yang tersedia di agen sudah habis terjual.
Dijelaskan, pemilik agen minyak tanah KUD Wenang, Robert Nikolas, penyaluran minyak tanah diperuntukan bagi lima wilayah Pineleng Satu dan Dua, Warumbungan, Winangun Atas dan Winang Kali. "Jatahnya kali ini 2500 liter," urainya.
Menurutnya, jadwal penjualan ulang belum dapat dipastikan sebab kepastian kiriman minyak dari tidak bisa dijamin. "Berikutnya jumlah minyak yang mau dikirimkan saja juga belum pasti berapa," kata Robert.
Sebagai antisipasi pemerataan perolehan minyak, berikutnya pembagian akan melalui sistem pembagian berdasarkan kartu keluarga.
"Supaya satu keluarga tidak bisa ambil lebih. Tadi itu warga antri tidak mau pakai sistem kartu sekarang mengeluh ada yang tidak dapat," tegasnya.
Ditambahkan, satu di antaranya Pala Lingkungan VIII Pineleng Satu, Jefri Lasut menuturkan, sepakat bila pembagian dengan pola pembagian kartu agar orang yang sudah peroleh minyak tanah tidak mendapatkan lagi. "Kalau saya sih siap saja untuk data-data per keluarga warga, demi kebaikan bersama," kata Jefri. (bdi)