Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kabar YouTuber

Twitter Atta Halilintar Ramai-ramai Diblokir, Ini Kata Psikolog Tentang Sikap Netizen

Aksi Atta ini menuai banyak komentar dari warganet, bahkan tidak sedikit pengguna Twitter memblokir akunnya.

Editor:
tribunnews
Atta Halilintar 3 

TRIBUNMANADO.CO.ID - YouTuber Atta Halilintar dan Ria Ricis kembali ramai dibicarakan netizen atau warganet.

Di Twitter, penggunan media sosial ini ramai untuk memblokir akun Twitter Atta Halilintar. Hastag atau tanda pagar #Atta pun jadi trending.

Atta Halilintar mencuri perhatian warganet karena unggahan mereka.

YouTuber muda dengan jargon "Ahsiaaap" itu, mendapat perhatian setelah kembali aktif di media sosial Twitter.

Aksi Atta ini menuai banyak komentar dari warganet, bahkan tidak sedikit pengguna Twitter memblokir akunnya.

Baca: Kisah Bette Nash, Pramugari Paling Senior yang Berusia 84 Tahun, Masih Aktif Bekerja Hingga Saat Ini

Baca: Massa Hancurkan Mobil Pelaku Pencuri Anjing, Beraksi Pakai Pelat Nomor Palsu, Polisi Temukan Ini

Baca: Pamer Tato Baru, Nikita Mirzani Geram Saat Dituding Pasang Implan di Bagian Dada

Pada pekan lalu, Ria Ricis mengungkapkan bahwa dirinya beserta tim produksinya pamit dari jagad YouTube.

Tapi, dua hari kemudian, ia ternyata kembali megunggah videonya di akun YouTube miliknnya, Ricis Official.

Menanggapi hal ini, Psikolog asal Solo, Hening Widyastuti mengungkapkan bahwa fenomena influencer bisa ditinjau dari sisi psikologis dan non-psikologis.

"Dari sisi psikologis, situasi persaingan yang sangat ketat di dunia seleb memaksa mereka untuk berpikir keras hingga menghasilkan ide kreatif untuk tetap eksis di berbagai media sosial," ujar Hening saat dihubungi Kompas.com pada Rabu (31/7/2019).

Menurutnya, konten yang mereka buat dan dilihat oleh masyarakat luas merupakan kepuasan tersendiri.

Untuk influencer yang tetap eksis dan konsisten mengunggah konten baru memiliki kemampuan untuk bersaing dengan baik.

Hening mengatakan bahwa situasi berkompetisi dengan cepat dan mengeksplorasi potensi diri sebetulnya memicu tingkat stres lebih tinggi.

"Dari sisi non-psikologis, yakni dengan meranah ke berbagai platform media sosial lainnya, dengan pendapatan yang diharapkan lebih besar masuk ke pundi-pundi keuangan mereka," ujar Hening.

Dengan hadirnya influencer dalam beberapa media sosial, disinyalir mereka bisa tetap eksis, puas, terkenal, dan mendapatkan kelimpahan finansial.

Sementara, untuk influencer yang memilih secara khusus di ranah media sosial tertentu saja, Hening menyebut, kemungkinan karena mereka ingin memiliki ciri khas dan branding yang berbeda dari yang lain.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved