Berita Bisnis
Mei 2019, Neraca Perdagangan Sulut Surplus 52, 05 Juta Dollar AS
Komoditas itu menyumbangkan nilai ekspor 33, 23 juta dollar atau setara 41 persen sekian dari total ekspor.
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Chintya Rantung
TRIBUNMANADO.CO.ID- Nilai ekspor non-migas Sulut pada Bulan Mei 2019 sebesar 79, 35 juta dollar AS.
Sementara, angka impor mencapai 27, 30 juta dollar. Artinya, neraca perdagangan Sulut di Bulan Mei 2019 surplus 52, 05 juta dollar.
Pada bulan tersebut, komoditas ekspor non-migas terbesar masih didominasi produk lemak dan minyak hewani dan nabati.
Komoditas itu menyumbangkan nilai ekspor 33, 23 juta dollar atau setara 41 persen sekian dari total ekspor.
Komoditas itu meliputi tepung kelapa, kopra, Crude Coconut Oil (CCO/minyak kelapa mentah), bungkil kopra dan produk perikanan kelautan.
Sementara, untuk komoditas impor terbesar ialah Bahan Bakar Mineral (HS 27) senilai 20, 21 juta atau setara 74, 04 persen sekian dari total impor.
Baca: Tutorial Singkat Hijab Bagi Wanita Karir
Baca: Penyembuhan Fobia Atau Takut Akan Dingin, Ini Caranya
Baca: Pesulap Bernama Pak Tarno Menikah Dengan Pramugari Cantik, Ini Kisahnya
Baca: Pramugari Penuhi Tantangan Berlari Tanpa Busana Naik Turun Koridor, Menggedor Pintu Tamu Hotel Lain
Baca: Tutorial Hijab Gaya Millenial Ala Selebgram
Kepala BPS Sulut, Dr Ateng Hartono menjelaskan, nilai ekspor non-migas Sukut pada Mei 2019 mengalami peningkatan (nilai FOB) 41 persen dibanding April.
"Bila dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2018, justru turun 9, 96 persen," ujar Ateng, Rabu (10/07/2019).
Ia menjelaskan, sebenarnya nilai ekspor Sulut masih bisa dipacu. Caranya dengan meningkatkan jumlah dan varian komoditas yang diekspor.
Selama ini, ekspor Sulut masih didominasi produk bahan mentah atau setengah jadi.
"Nilai ekspor dan volumenya akan bertambah ketika ada diversifikasi produk. Semakin banyak produk olahan, turunannya maka semakin baik karena nilai ekonomi bertambah," katanya.
Misalnya produk kelapa, jangan cuma diekspor dalam bentuk kopra dan tepung kelapa.
Sudah seharusnya ada industri manufaktur bahan makanan untuk produk aneka olahan kelapa.
"Sehingga yang diekspor itu produk jadi. Begitu juga perikanan. Otomatis nilai ekonominya naik," katanya.(ndo)
SUBSCRIBE YOU TUBE TRIBUN MANADO TV:
