Pilpres 2019
Kader Partai Demokrat Masih Terbelah, Gabung Koalisi Pemerintah Atau Oposisi
Sikap kader Partai Demokrat masih terbelah pascapenetapan Joko Widodo-Ma'ruf Amin sebagai presiden dan wapres terpilih periode 2019-2024.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Sikap kader Partai Demokrat masih terbelah pascapenetapan Joko Widodo-Ma'ruf Amin sebagai presiden dan wapres terpilih periode 2019-2024.
Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Pandjaitan mengatakan, ada kader yang menyatakan ingin bergabung dalam koalisi pendukung pemerintah.
Ada pula yang tetap bersikukuh berada di oposisi.
"Per hari ini ada yang mau minta di oposisi saja, atau di luar seperti sekarang.
"Ada juga yang berpendapat bagus bersama-sama (koalisi pendukung pemerintah)," kata Hinca di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (1/7/2019).
Penentuan keputusan semakin kompleks melihat peta dukungan di akar rumput.
Di 80 daerah pemilihan Partai Demokrat yang unggul, ada daerah yang Pilpres-nya dimenangkan Jokowi-Ma'ruf.
Namun tidak sedikit juga yang dimenangkan oleh Prabowo-Sandiaga.
Baca: Sandiaga Ucapkan Selamat ke Jokowi-Maruf Amin, Resiko Kalah Harus Jadi Oposisi
Baca: PKS Memilih Oposisi Jokowi, Gerindra Sulut: Kita Tetap Tegar
Oleh sebab itu, lanjut Hinca, arah politik Partai Demokrat nantinya akan ditentukan di forum Majelis Tinggi Partai Demokrat.
Setelah sikap politik ditetapkan, kata Hinca, seluruh struktur partai dipastikan mengikuti arahan tersebut.
"Ada yang unggulnya Pak Jokowi, ada yang unggulnya Pak Prabowo, ini keniscayaan.
"Namun demikian di Demokrat kalau sudah diputuskan oleh ketum maka semuanya ikut," ujar Hinca.
Ia memperkirakan, Majelis Tinggi Partai Demokrat sudah memiliki keputusan pada tanggal 10 Juli 2019.
Momen itu merupakan hari ke-40 wafatnya Kristiani Herawati atau Ani Yudhoyono, istri Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono.
Diberitakan, Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto secara resmi membubarkan Koalisi Indonesia Adil dan Makmur yang mendukungnya pada Pilpres 2019.